BERITABUANA.CO, CENGKARENG -Sejak Januari 2020 mulai merebaknya virus corona (Covid-19) di Wuhan, Tiongkok, hingga kini sudah 50 pesawat dilakukan desinfeksi penularannya oleh PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF), 18 pesawat diantaranya berasal dari 8 negara asing di anggar 2 GMF Cengkareng.
“Kami paham resiko tertular saat proses desinfeksi sangatlah tinggi. Untuk itu pengawasan akan. kesehatan dan keselamatan personil menjadi hal yang kami perhatikan pada saat dilakukan desinfeksi,” ungkap Tazar Marta Kurniawan, Direktur Utama GMF kepada www.beritabuana.co dan awak jurnalis saat dilakukan simulasi desinfeksi di dalam pesawat dan bincang media di anggar 2 GMF Cengkareng, Jumat (6/3/2020).
Menurutnya, petugas wajib menggunakan alat perlindungan diri sesuai standar selama melakukan desinfeksi, yakni minimalnya adalah hand glowes dan masker sekali pakai untuk metode pencegahan dan perlu ditambahkan baju khusus untuk kasus dimana telah terjadi insfeksi dalam pesawat.
“Adapun proses desinfeksi pun menggunakan cairan desinfektan yang telah direkomendasikan untuk penerbangan yaitu Applef 3471 dan Isoprophyl dengan kadar alkohol 70%,” ujar Tazar.
Disela simulasi desinfeksi, Kepala Bidang Pengendalian Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Soekarno-Hatta, Sutjipto menyatakan desinfeksi pesawat sebagai salah satu perlakuan para kondisi khusus guna merawat kebersihan pesawat dilakuksn para pesawat yang datang dari negara terdampak maupun telah membawa penumpang yang menjadi suspect Covid-19.
Sutjipto menyebutkan, setiap operator dan provider perlu melakukan tindakan khusus pada pesawat yang membawa penumpang terindikasi terjangkit virus corona. “Bandara adalah lokasi dengan potensi penyebaran virus yang sangat tinggi mengingat datangnya orang-orang dari berbagai negara. Sehingga kami perlu mendapat dukungan berbagai lini untuk melakukan aksi prncegahan cepat, salah satunya dengan menggandent GMF,” ujar nya.
Menurutnya, tindakan khusus tersebut dapat diwujudkan dengan perawatan kebersihan pesawat melalui metode desinfeksi. “Pada kondisi normal dan tidak ada isu penyebaran penyakit menular, pelaksanaan desinfeksi hanya dilakukan di area lavatory,” jelasnya.
“Wabah Covid-19 harus disikapi secara serius, sehingga pembersihan secara menyeluruh wajib dilakukan gunaemastikan peawat kembali steril sempurna,” tambah Sutjipto, seraya menyebutkan pada kondisi yang berpotensi terjadinya penyebaran virus secara meluas, maka pelaksanaan desinfeksi perlu dilakukan untuk seluruh area yang gersrntuhsn langsung dengan penumpang, seperti lavatory, seat, overheaf compartment dan juga galery.
Bagi GMF, ditengah peningkatan skala epidemik Covid-19 di berbagai belahan dunia, yang berdampak pada penutupan beberapa rute penerbangan dari da ke wilayah Tiongkok dan beberapa negara lain, justru mendapat angin srgar.
“Beberapa perawatan airlines yang semula dipercayakan pada MRO diwilayah Tiongkok pun perlu dilakukan perubahan rencana. Indonesia menjadi tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan perawatan airlines yang tidak bisa di tunda tersebut,” tutup Tazar. (Yus)