Kualifikasi Piala Dunia: Shin Tae Yong Tak ‘Inferior’ pada Mancini

by
Shin Tae-yong. (Foto: Portal PSSI)

ROBERTO Mancini tahan “menderita”, dan ujian. Pelatih Arab Saudi (sejak Agustus 2023), menjalani kesulitan-kesulitan finansial, saat memegang beberapa (tidak semua) klub dalam ranah kepelatihannya. Semua dia lalui dengan tekun.

Pelatih yang sukses membawa Timnas Italia menjuarai Piala Eropa 2020 ini. Mengawali karier kepelatihannya, dengan menjuarai Coppa Italia, sekaligus mempromosikan Klub Fiorentina ke Serie A tahun 2002. Mancini tahan menderita di dalam ‘journey’nya. ‘How’ dan ‘why’?

Bekerja sebagai pelatih, terkadang tanpa digaji, Roberto Mancini sungguh-sungguh ingin meyakinkan publik sepakbola (terutama Klub) Italia. Bahwa dirinya layak menjadi seorang ‘coach’. Menjual pemain top Fiorentina, seperti Rui Costa (Portugal) dan Francesco Toldo, serta merangkap pemain di samping pelatih, itulah pengorbanan Mancini untuk membesarkan Fiorentina.

Mantan penyerang Timnas Italia (senior), yang memulai karier di U-21 tahun 1982 ini, membuat satu ‘tesis’ berjudul “Il Trequartista”, setelah mengakhiri karier sepakbolanya (2001). Fiorentina yang tengah kesulitan finansial kala itu, sangat menunggu Mancini untuk menukangi Klub Serie B itu. Tentunya, dengan nilai kontrak kepelatihan yang murah.

Mengejawantah , tentang teknik dan taktik seorang gelandang serang, “Il Trequartista”, belum mampu membawa Mancini memperoleh lisensi, dan dispensasi dari otoritas sepakbola Italia. Sekaligus memberinya ‘ijazah’ sebagai pelatih (Manajer) sepakbola di negara ‘pizza’ ini.

Berpengalaman melatih klub-klub besar, setelah membawa Fiorentina ke kancah elite sepakbola Italia. Seperti: Lazio, Inter Milan, dan Manchester City (Liga Inggris), Galatasaray (Turki), Zenit Saint Petersburg, Mancini mendapat tawaran melatih Timnas Italia (2018).

Meski gagal membawa Tim Azzuri ke Piala Dunia 2022, seperti Kegagalan pelatih Italia yang digantikannya, Gian Piero Ventura (Piala Dunia 2018).

Roberto Mancini berhasil membawa: Gianluiggi Donnarumma, Alesandro Bastoni, Leonardo Spizzanola, Leonardo Bonucci, Ciro Immobile dkk, menoreh juara Euro Cup (Piala Eropa) 2020. Setelah di partai final, mengalahkan tuan rumah (Inggris), lewat adu penalti (3-2). Torehan lain, gelar pemain terbaik pada Leonardo Bonucci (Italia).

Meski gagal membawa Italia ke Piala Dunia 2022, Roberto Mancini, bukanlah pelatih “kaleng-kaleng”. Bukan pula pelatih tanpa strategi jitu. Dia membuktikan kemenangan besar 6-1 (2011) atas Manchester United (MU), saat menukangi Tim ‘derby’nya Manchester City (2009-2013).

Sekalipun belum memberi prestasi gemilang, sejak dipegang mantan pemain: Bologna (1982-1982: 30 tampil dengan 9 gol), Sampdoria (1982-1996: 424 tampil dengan 132 gol), Lazio (1997-2001: 87 tampil dengan 15 gol), dan Leicester (2001, dengan 4 kali tampil), Mancini adalah Pelatih “reputable”.

Kepincut dengan reputasi mentereng Roberto Mancini, Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) mengontraknya senilai sekitar Rp 430 milyar per tahun (USD 27 juta), mulai 27 Agustus 2023. Pelatih asal Perancis Herve Roger Renard yang memberi prestasi buruk untuk Tim berjuluk “Green Falcon” (Arab Saudi), pun ditendang.

Meskipun begitu, Pelatih Kepala Timnas Indonesia Shin Tae Yong (STY) bergeming (tak peduli), dengan nama besar Roberto Mancini. Begitu juga dengan “line up” bagus: Saud Abdulhamid (AS Roma), pemain sayap Salem Al Dawsari (Al Hilal), yang merupakan inspirator serangan Green Falcons (22 gol dari 82 tampilan), Abdulrahman Ghareeb, dan Firas Al-Brikan. STY akan membuktikan strateginya.

Keberhasilan Shin Tae Yong menaklukkan Tim “Panzer” Jerman yang dilatih ‘maestero’ Joachim Low, saat Korea mengalahkan Jerman di ‘World Cup’ 2018 (2-0). Adalah modal empiris yang ‘jauh’ dari menjadikan Shin Tae Yong ‘ inferior’ (rendah diri). Bagi Shin Tae Yong, hal itu tidak menjadi ukuran.
Gap gaji yang tinggi, Roberto Mancini Rp 430 milyar (27 juta dolar), Shin Tae Yong Rp 23 milyar (USD 1,5 juta, belum terkonfirmasi), akan memberi sejarah ke-2 bagi Shin Tae Yong. Setelah Joachim Low, kini giliran Roberto Mancini yang akan ‘tersungkur’ Jumat dini hari (6 September). Di Stadion King Abdullah Sport City, Jeddah.

Bermaterikan sejumlah pemain ‘abroad’ dan keturunan Belanda, seperti Ragnar Oratmangoen, Thom Haye, Martin Paes, Rafael Struick, Sandy Walz, Witan Sulaeman, Marselino Ferdinand dkk, Shin Tae Yong berupaya mencuri poin dalam laga tandang kali ini. Walau tidak menang, Shin Tae Yong berupaya untuk seri.

Kemenangan, atau ‘mencuri’ poin di pertandingan pertama melawan tim dengan pelatih sebesar Roberto Mancini. Adalah hal yang menyenangkan bagi STY. Juga bagi pemain, dan rakyat Indonesia.

Pepatah, “seperti air pembasuh tangan”. Menyenangkan dan mudah dilakukan, bila Sandy Walz dkk, bermain dengan sepenuh hati, tanpa rasa ‘takut’ kalah.

*Sabpri Piliang* – (Wartawan Senior/Anggota Dewan Redaksi www.beritabuana.co