BERITABUANA.CO, JAKARTA – Ketua MPR RI Periode 1999-2004, Amien Rais mengadakan pertemuan dengan Pimpinan MPR RI Periode 2019-2024 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (5/6/2024). Pertemuan berlangsung sekitar 2 jam itu, dipimpin oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan didampingi para wakilnya Ahmad Basarah, Fadel Muhammad, Hidayat Nur Wahid.
Salah satu agenda pertemuan penuh keakraban dan suasana yang hangat itu, adalah terkait kemungkinan akan mengamandemen UUD Negara RI 1945.
Kepada wartawan, Amien Rais menyampaikan permohonan maaf karena mengubah status MPR tak lagi menjadi lembaga tertinggi negara, lewat amendemen yang dilakukan saat dia menjabat.
“Jadi mengapa dulu saya Ketua MPR itu, melucuti kekuasaannya sebagai lembaga tertinggi, yang memilih presiden, dan wakil presiden itu karena perhitungan kami dulu perhitungan yang agak naif, sekarang saya minta maaf,” bebernya.
Eks Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga mengungkapkan alasan MPR RI yang dipimpinny asat itu melakukan amendemen, yakni untuk memberikan kebebasan rakyat memilih presiden dan wakil presiden.
Namun, kala itu dia tidak memikirkan perihal transaksi politik dalam setiap proses demokrasi lewat pemilihan umum atau Pemilu.
“Jadi dulu kita mengatakan kalau dipilih langsung one man one vote mana mungkin ada orang mau menyogok 127 juta pemilih, mana mungkin, perlu ratusan triliun, ternyata mungkin, itu luar biasa kita ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Amien Rais mempersilakan jika MPR RI peridoe sekranag ini melakukan amendemen untuk mengembalikan kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi negara. Termasuk pemilihan presiden dan wakil presiden kembali dipilih oleh MPR RI.
“Jadi sekarang kalau mau dikembalikan dipilih MPR, mengapa tidak? MPR kan orangnya berpikir, punya pertimbangan. Jadi itu saja, mudah-mudahan kita doakan semua, MPR sekarang bisa menunaikan tugasnya, jadi lembaga tertinggi lagi, karena kalau tidak nanti MPR kurang berbobot,” pungkasnya.
Untuk diketahui, MPR RI telah melakukan amendemen UUD 1945 sebanyak empat kali, sejak 1999 hingga yang terakhir pada 2002. (Asim)