Israel dan Hamas Dikabarkan akan Melakukan Senjata Selama 5 Hari, Bersamaan 50 Sandera Dibebaskan

by
Demo anti Israel. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, WASHINGTON DC – Dikabarkan Israel dan Hamas sudah sepakat untuk gencatan senjata selama lima hari. Hal ini dilakukan untuk membebaskan puluhan sandera.

Sejumlah pejabat yang mengetahui rencana tersebut mengatakan kesepakatan itu bakal dimulai beberapa hari ke depan jika tidak ada hambatan di waktu-waktu terakhir.

Kesepakatan tertuang dalam enam halaman poin hasil mediasi Amerika Serikat. Mengutip Washington Post, dalam kesepakatan itu disebutkan bahwa semua pihak yang terlibat konflik akan membekukan operasi setidaknya lima hari. Dan pada saat yang bersamaan, 50 atau lebih sandera akan dibebaskan setiap 24 jam.

Selain untuk pembebasan 50 sandera, jeda pertempuran juga dilakukan untuk memudahkan pengiriman bantuan kemanusiaan, termasuk bahan bakar, memasuki Gaza lewat Mesir.

Menurut laporan Washington Post, garis besar kesepakatan itu dibuat selama pembicaraan berminggu-minggu di Doha, Qatar dengan melibatkan Israel, Amerika Serikat, dan Hamas, yang secara tidak langsung diwakili oleh mediator Qatar.

Namun, hingga kini, masih belum jelas apakah Israel bakal setuju untuk menghentikan sementara serangannya di Gaza. Hal ini cuma bisa dilakukan jika kondisinya tepat.

Seorang juru bicara Kedutaan Besar Israel di Washington mengatakan pada Sabtu (18/11) malam bahwa pihaknya tak akan berkomentar mengenai aspek apa pun terkait situasi penyanderaan.

Sejak Israel meluncurkan agresi 7 Oktober lalu, lebih dari 100 negara, kecuali AS, menyerukan gencatan senjata penuh dan segera di Gaza. Desakan ini dilontarkan seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan nasib para tawanan dan banyaknya korban sipil yang berjatuhan di Palestina.

Menurut seseorang yang mengetahui situasi, kesepakatan jeda sementara ini pada dasarnya sulit diterima oleh Israel. Pasalnya, meski ada tekanan di dalam negeri yang menuntut Perdana Menteri Netanyahu memulangkan para sandera, ada pula suara-suara lantang yang meminta pemerintah tidak melakukan barter untuk pembebasan mereka.

Dalam pernyataan publik, Israel pun berulang kali menegaskan tak akan pantang menyerah untuk menggempur Gaza meski ditekan sedemikian rupa oleh komunitas internasional.

Pada Sabtu (18/11/2023), Netanyahu berapi-api menyatakan bakal terus melanjutkan serangan di Gaza untuk mencapai tujuan mereka. (Kds)