Sekda Cosmas Lana Ingatkan Tetap Bersaing dalam Bingkai NKRI

by
Foto bersama usai pembukaan kegiatan Festival FKTI IX. (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Seluruh Provinsi di kawasan timur, harus bisa bersaing dengan provinsi dari wilayah Barat dan Tengah, dengan syarat tetap dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Penegasan tersebut disampaikan Sekertarus Daerah (Sekda) Provinsi NTT, Cosmas Lana saat membuka kegiatan Festival Forum Kawasan Timur Indonesia (FKTI), di Hotel Harper, Rabu (26/7/2023).

“Mari seluruh provinsi du wilayah Timut, untuk , berkolaborasi, kerjasama dan bersepakat terus bersaing dengan provinsi dan kabupaten/kota lain di kawasan Barat dan Tengah, dengan satu syarat tetap dalam bingkai NKRI,” serunya.

Menurut Cosmas Lana, bersaing dalam hal-hal yang sifatnyaa intelektual, menampilkan budi pekerti dan nilai kualitas tapi jangan tinggalkan NKRI sebagai harga mati.

“Bisa saja mengatakan bahwa kreatif dan inovasi itu sama, tapi sesungguhnya ada perbedaan. Dan FFKTI sudah melakukan perbedaan-perbedaan itu,” tandas Cosmas Lana.

Dikatakan Cosmas Lana, dalam hal inovasi yang melebihi kreativitas, ada nilai komersial atau jual. itulah yang sesungguhnya yang sudah diperlihatkan atau ditampakkan oleh forum festival ini., maka harus dihargai dan hormati sebagai satu karya gang luar biasa.

Pada kesempatan yang sama, Gestianus Sino, Petani Milenial di Indonesia pada sesi Praktik cerdas dalam pertanian organik terintegrasi memaparkan, salah satu isu pembangunan prioritas Provinsi NTT adalah memerangi stunting dan kemiskinan/kemiskinan ekstrem.

“Kedua isu saling terkait dengan banyak faktor penyebab lainnya, seperti kesenjangan dalam proses dan hasil pembangunan dalam hal kesetaraan gender, kondisi sosial, dan lokasi,” ujarnya.

Menurut Gestianus Sino, isu stunting dan kemiskinan ini kemudian dihadapi dengan berbagai cara yang berbeda, salah satu upayanya melalui pertanian organik yang terintegrasi.

“Saya melakukan pendekatan korporasi, dengan mengoptimalkan manajemen pertanian, melakukan efisiensi usaha tani melalui mekanisasi, penggunaan benih unggul, mengurangi penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organik, integrated farming serta tidak menerapkan pertanian monokultur lagi,” papar Gestianus Sino. (iir)