Strategi “Pengeroyokan” Terhadap NasDem yang Bacapreskan Anies Baswedan Mulai Dijalankan

by
Surya Paloh bersama Capres pilihan partainya Anies Baswedan. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Ketua Umum PAN, Zulkifili Hasan (Zulhas), menyampaikan perihal ajakan silaturahmi Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada para ketua umum partai politik (parpol) koalisi besar. Untuk waktu pertemuannya masih dibahas.

Pernyataan itu diungkapkan Zulhas ketika berada di Komplek Istana Kepresidenan, Rabu (26/4/2023)

Zulhas pun tak lupa juga menyatakan bahwa koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bakal menggelar pertemuan pada Kamis (27/4/2023) besok. Pertemuan digelar di kediaman Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Setelah pertemuan KIB itu, barulah para ketum parpol bertemu dengan Jokowi. Zulhas mengatakan Jokowi ingin mengajak para ketum parpol koalisi untuk ngopi bareng.

“Ya ini kan ketemuan. Besok KIB. Abis itu tadi Bapak juga mengundang ketum partai untuk ngopi bareng,” ujar Zulhas.

Dalam pertemuannya dengan Jokowi hari ini, Zulhas menyampaikan secara langsung ucapan selamat Lebaran. Pertemuan itu berlangsung setelah Jokowi menerima Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo.

Menanggapi hal itu, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai Jokowi memiliki kepentingan terkait Ganjar Pranowo yang dicapreskan PDIP.

“Saya kira pak Jokowi akan mengonsolidasi semua kekuatan politik melalui partai-partai pendukungnya saat ini minus NasDem ya. Itu sangat kelihatan Jokowi punya kepentingan bahwa Ganjar yang diusung oleh PDIP itu mendapatkan dukungan maksimal. Sehingga akan memudahkan memenangkan pertarungan politik 2024,” kata Adi kepada wartawan, Rabu (26/4/2023).

Menurut Adi ada sejumlah hal yang ingin disampaikan Jokowi kepada para Ketum parpol koalisi besar. Mulai dari sikap parpol terhadap pilihan politiknya hingga cara menyatukan kepentingan politik bersama.

“Jadi tidak mengherankan kalau Jokowi itu akan bertemu dengan semua partai politik koalisi pemerintah. Tentu ada beberapa komunikasi yang perlu disampaikan ke partai pendukung Jokowi, misalnya bagaimana sikap parpol pendukung Jokowi yang sampai saat ini misalnya belum menentukan pilihan politik atau belum menentukan dukungan politiknya,” ujarnya.

“Kedua, kira-kira bagaimana menyatukan kepentingan politik bersama, di bawah kepentingan atas nama parpol, atas nama untuk melanjutkan kepentingan politik pemerintah 2024 terhadap partai-partai pendukungnya saat ini. Yaitu dengan cara memenangkan pertarungan di pilpres dalam konteks itu lah komunikasi ini perlu disampaikan ke parpol lain,” lanjutnya.

Adi memperkirakan Jokowi juga akan menanyakan sikap Golkar, Gerindra dan juga PKB terhadap capres pilihannya. Bisa saja kata Adi, Jokowi akan bernegosiasi dengan sejumlah parpol tersebut untuk bergabung dengan PDIP mengusung Ganjar.

“Kalau PPP sudah menyatakan dukungannya terhadap Ganjar, lalu PAN seperti apa. Pasti akan dikomunikasikan hal itu, termasuk bagaimana Jika Airlangga Hartarto, sikap Golkar dengan pencapresan PDIP. Apakah tertarik bergabung, apakah tertarik mendukung Ganjar, atau terus berupaya mendapatkan tiket pencapresan di 2024.

Begitupun dengan Gerindra dan PKB apakah akan terus konsisten membentuk poros kebangkitan Indonesia raya mengingat Prabowo sudah deklarasi capres. Ataukah jangan-jangan masih bisa dinegosiasikan menjadi satu bagian kekuatan politik yang bisa bergabung dengan PDIP mengusung Ganjar,” ucapnya.

“Dalam konteks itu sepertinya perlu Jokowi bicara dari hati ke hati dengan Ketum partai pendukung pemerintah apa sikap politik mereka apa berkenan berkolaisi dengan PDIP mendukung Ganjar, apakah tetap ingin maju terutama Prabowo, Airlangga yang sampai saat ini masih mematok harga mati pencapresan mereka termasuk Muhaimin Iskandar. Apakah tertarik gabung PDIP usung Ganjar atau tetap dengan Gerindra,” imbuhnya. (Ram)