Fahri Hamzah Tantang Para Capres Mulai Bicara Cara Memberantas Korupsi

by
Wakil Ketua DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah mengaku telah berkunjung ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kapasitasnya sebagai anggota partai politik.

“Saya kemarin sebagai anggota partai datang ke KPK karena ada semacam ikhtiar untuk mengumpulkan partai-partai terkait pemberantasan korupsi,” ujar Fahri di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club. yang dikutip Selasa (18/4/2023).

Dalam pertemuan tersebut, Fahri bahkan memperingatkan pimpinan KPK bahwa seharusnya partai politik lah yang memiliki proposal tentang cara memberantas korupsi. Namun, yang terjadi saat ini adalah seolah-olah KPK mau mendidik partai-partai politik untuk memberantas korupsi padahal seharusnya partai politik lah yang melakukannya.

“Kepada Pimpinan KPK, saya bilang eh seharusnya partai politik yang punya proposal untuk memberantas korupsi. Jangan dibalik. Jangan seolah-olah KPK mau mendidik partai-partai untuk memberantas korupsi,” ujarnya.

Mantan Wakil Ketua DPR RI ini kemudian menantang jika dirinya menjadi presiden, maka hanya dalam kurun waktu setahun korupsi bisa diberantas. Seharusnya pula, lanjut Fahri, para kandidat calon presiden (Capres) yang saat ini telah dideklarasikan juga mulai membicarakan soal cara memberantas korupsi.

“Para kandidat calon presiden seharusnya tidak hanya mengatakan cara memberantas korupsi dengan hanya memperkuat KPK. Kalau saya presiden, setahun kubur itu korupsi bisa. Dan seharusnya capres-capres ini mulai ngomong itu. Kalian bisa memberantas korupsi nggak?” tantang Fahri.

Ketidakstabilan KPK

Kesempatan itu, Fahri Hamzah juga menyebutkan adanya ketidakstabilan di KPK sejak dulu hingga sekarang. Secara blak-blakan, ia menyebut kalau KPK sebagai lembaga terpercaya negara dengan pemimpin yang tidak beres-beres, sehingga pemimpin di KPK mayoritasnya berakhir dengan tidak baik.

“Semenjak masa kepemimpinan Taufiequrachman Ruki sebagai ketua KPK pertama berakhir, pimpinan KPK selebihnya berakhir tidak baik. Jadi setahu saya, mayoritas ketua KPK itu berakhirnya gak baik. Setahu saya hanya pak Ruki yang berakhir dengan baik,” sebut dia.

Menyinggung soal kian panasnya polemik di KPK, terlebih saat Firli Bahuri, Ketua KPK dituntut massa agar turun dari jabatannya, Fahri Hamzah juga menegaskan jangan hanya Firli Bahuri saja, tetapi pemimpin KPK lainnya juga dipastikan ada masalah.

“Kita jangan bilang Firli, Firli ini semuanya ada masalah ini,” tegas Fahri.

Terkait permasalahan yang terjadi pada para ketua KPK setelah habis masa jabatan, Taufiequrachman Ruki pada 16 Desember 2007 lalu. Mulai dari Antasari Azhar yang dipenjara terkait pembunuhan.

“Pak Antasari masuk bui. Sadis lagi tuh kejadiannya pembunuhan,” ungkap Fahri Hamzah.

Tak hanya itu Fahri juga menyebutkan Bambang Widjojanto (BW) dan Abraham Samad, yang statusnya sampai tersangka.

“Lalu kita ingat juga pak BW dengan pak Abraham, kan? Kalau tidak salah yang statusnya sampai tersangka mereka itu,” ujarnya.

Atas hal tersebut Fahri selaku mantan Wakil Ketua DPR RI itu resah dan meminta agar lebih objektif. Karena menurutnya, untuk sekarang ini bermain otot bukan lagi zamannya.

“Jadi ini, coba kita agak objektif sedikitlah. Saya itu aga apa ya, main otot main otot itu udah gak jaman gitu loh,” tegasnya.

Baginya terlalu banyak persekongkolan yang belum terungkap di KPK. Dan, ia pun berharap secepat mungkin hal ini dapat teratasi.

“Mengingat KPK adalah lembaga yang memiliki hak yang dan kekuasaan yang cukup besar dalam negara,” demikian politisi dari Nusa Tenggara Barat (NTB) itu. (Ery)