Pemberdayaan TOGA dan Pengembangan Healthy Lifestyle Serta Education Digitalism dalam Menciptakan Lingkungan Sehat di Masyarakat

by
Foto: Dokumentasi

BERITABUANA.CO, JAKARTA, – Revitalisasi Taman Obat Keluarga (TOGA) perlu dilakukan, agar TOGA dapat berkembang secara optimal dan dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat sebagai bahan ramuan yang berkhasiat dalam upaya menjaga, meningkatkan dan menanggulangi kesehatan.

Hal itu menjadi tema Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) digelar secara webinar yang diikuti dosen dan Mahasiswa Farmasi Universitas 17 Agutus 1945 Jakarta yakni Elisabeth Simarmata, Rita Dwi Jarwati, Novi Wulandari, Yofie Aldo Aditya, Silvy Widia Rahmi, Muhammad Faras Faiq Reza, Permayanti Rumahboro dimana yang menjadi narasumber pada kegiatan ini adalah apt. Rangki Astiani, Prof. Apt. Dayar Arbain, dan Rizki Awaluddin. Dilaksanakan pada pagi hari pukul 10.00-selesai di RW 6 Kelurahan Sunter Agung Jakarta Utara bersama dengan warga sekitar beberapa waktu yang lalu.

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang berjudul Pemberdayaan Tanaman Obat Keluarga dan Pengembangan Healthy Lifestyle Serta Education Digitalism dalam Menciptakan Lingkungan sehat di masyarakat diikuti 50 peserta, dan kisaran usianya 17-45 tahun.

Kegiatan ini terdorong karena masih banyaknya lahan kosong nan asri di daerah Sunter Agung Jakarta Utara dan demi meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan lifestyle yang baik yaitu dengan pemanfaatan tanaman obat keluarga untuk meningkatkan kesehatan dan imunitas tubuh sebagai langkah awal sebelum menggunakan supplemen-suplemen atau obat-obatan sintetik. Dengan permasalahan tersebut membuat tim pelaksana PkM melakukan Pengabdian pada warga sekitar Sunter Agung untuk meningkatkan kualitas hidup mayarakat dengan kembali ke alam.

Sementara sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah masyarakat umum dengan persentase peserta laki-laki sebanyak 50% dan perempuan sebanyak 50%.

Menurut Prof. Dayar Arbain, Ph.D, Apt Dekan Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 (UTA 45 Jakarta), yang juga Panitia kegiatan ini, Indonesia merupakan negara kaya dengan keanekaragaman hayati (A Mega Biodiversity Country) dimana terdapat lebih kurang 30.000 jenis tanaman yang tersebar diseluruh tanah air, sekitar 9.600 spesies berkhasiat obat dan kurang lebih 300 spesies digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional oleh industri obat tradisional.

Oleh karena itu keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia merupakan aset dan sumber daya yang harus dipelihara dan dikelola untuk dapat menjadi warisan leluhur dan bermanfaat bagi masyarakat untuk pemeliharaan kesehatan.

TOGA, kata Prof. Dayar Arbain berfungsi sebagai upaya pelestarian tanaman obat dari proses pelangkaan. TOGA pernah dikembangkan diberbagai daerah mulai dari pedesaan sampai di perkotaan dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman obat yang tumbuh sesuai spesifikasi daerah masing-masing. Namun demikian keberadaan TOGA di daerah masih mempunyai permasalahan dan hambatan, diantaranya pengelolaan dan pemanfaatan TOGA belum berjalan secara optimal.

“TOGA berfungsi sebagai penyedia obat sekaligus berupa taman berestetika yang memenuhi kriteria keindahan perkarangan. TOGA dapat memenuhi upaya kesehatan preventif (pencegahan penyakit), promotif (peningkatan derajat kesehatan), kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan),” ungkapnya.

Selain itu lanjut dia TOGA juga berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga antara lain sebagai sarana untuk (1) memperbaiki status gizi keluarga, (2) menambah penghasilan keluarga, (3) meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman, (4) melestarikan tanaman obat dan budaya bangsa.

Prof. Dayar Arbain mengutip data Badan Pusat Statistik, tingkat harapan hidup masyarakat Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2020. Untuk laki-laki meningkat menjadi 69,59 dari sebelumnya sebesar 69,44 sedangkan untuk wanita meningkat menjadi 73,46 dari sebelumnya sebesar 73,33. Sebagian besar wanita yang telah mengalami menopause, satu dari tiga wanita akan mengalami patah tulang osteoporosis atau Alzheimer.

Kata Prof Dayar Arbain, kerusakan akibat kondisi ini tentu dapat ditunda atau dihindari dengan mengubah gaya hidup yang tepat sedari dini. Perlunya tenaga kesehatan untuk mengedukasi masyarakat perihal pentingnya memulai dan menjaga pola hidup sehat sejak dini. Hal yang menarik terjadi di kalangan remaja adalah concern mereka terhadap diet yang sehat dan tepat. Diet, kesehatan dan gaya hidup yang tepat akan memungkinkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Lanjut Prof Dayar Arbain, olahraga yang dilakukan sepanjang hidup, khususnya di masa tua akan membantu menghindari osteopenia, osteoporosis, dan sarcopenia. Olahraga tentu saja memiliki manfaat lain dalam meningkatkan metabolisme dan fungsi kardiovaskular. Olahraga berat selama dua menit memiliki efek yang sangat mirip dengan dua atau tiga jam jogging dan efek yang lebih baik dalam hal perubahan metabolisme dalam mengurangi kadar lemak darah postprandial. Indeks massa tubuh dan lingkar tubuh sangat penting dalam melakukan diet sehat. Angka yang terlihat di timbangan bukan merupakan tolak ukur keberhasilan diet. Melainkan jika kita memiliki indeks massa tubuh yang normal dan lingkar tubuh yang ideal.

Kedua, berenang memiliki manfaat khusus bagi wanita pascamenopause. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan setelah 24 minggu, terjadi penurunan 15% lemak tubuh dan 8% penurunan tekanan darah. Berenang bermanfaat bagi sendi yang menua dan bagi mereka yang menderita radang sendi, air bertindak sebagai bantalan untuk melindungi pinggul dan lutut, aktivitas air meningkatkan kekuatan tubuh secara keseluruhan.

Ketiga, diet seimbang itu penting; mengatur porsi makan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, mengonsumsi vitamin, menghindari gula, karbohidrat dan garam yang berlebihan. Sayangnya, masalah obesitas dan gaya hidup yang buruk saat ini sudah terbukti dengan sendirinya. Terbukti banyak orang menikmati pola hidup tidak sehat dan terbiasa mengonsumsi junk food.

“Ada salah satu metode diet yang digunakan oleh mayoritas orang seperti melakukan diet OCD dengan mengatur jendela makan dan puasa. Hal ini akan meningkatkan metabolisme glukosa individu setelah beberapa minggu, selain memfasilitasi penurunan berat badan. Sehingga risiko sindrom metabolik dan obesitas dapat dikurangi dengan cara sederhana seperti berpuasa atau mengatur jendela makan. Metode diet apapun jika dijalani secara tepat dengan tetap melakukan olahraga dapat membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dan meningkatkan angka harapan hidup di Indonesia,”jelasnya.

Dikatakan Prof Dayar Arbain,peningkatan kesadaran, motivasi dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat akan mempercepat pencapaian status kesehatan yang optimal. Dengan demikian peningkatan kapasitas masyarakat dalam perawatan kesehatan secara mandiri melalui pemanfaatan TOGA, sebagai upaya pertolongan pertama pada diri sendiri dan keluarga perlu difasilitasi penyedia layanan kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan primer dan didukung oleh kader. (Kds)