Pemerintah Luncurkan Perpres Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi

by
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Mendikbudristek Nadiem Makarim (kiri) dan Menaker Ida Fauziyah (kanan) menekan tombol pada layar saat meluncurkan Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi di Jakarta, Selasa (21/2/2023). (Foto: Ant)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Pemerintah meluncurkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, yang bertujuan untuk mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan dengan menciptakan SDM yang kompeten, produktif dan berdaya saing.

Peresmian ini dilakukan oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (21/2/2023). Dalam kesempatan itu, hadir pula Mendikbudristek Nadiem Makarim (kiri) dan Menaker Ida Fauziyah.

Menko Airlangga mengatakan, Perpres 68 Tahun 2022 tentang kegiatan vokasi, revitalisasi SMK, pendidikan vokasi ini adalah payung dari kerjasama antara sekolah sekolah dengan pihak swasta.

Ia menyebut, pemerintah juga ingin mensosialisasikan sekaligus menyeleraskan pemahaman seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam Perpres tersebut. Baik itu dari pusat, daerah maupun dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja (DUDIKA).

“Karenanya, beberapa program dan inisiatif sudah dilakukan sebelumnya untuk meningkatkan model pendidikan vokasi di Indonesia. Seperti kegiatan super tech direction untuk pendidikan vokasi yang 207 persen,” ujarnya.

Dan juga, lanjut Airlangga, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mempersiapkan yang namanya Matching Fund. Itu telah terlaksana sekitar Rp10 Triliun dari pihak swasta dan pemerintah melalui Kemendikbud matching fundnya sebesar 30 persen. 

Airlangga mengatakan, hal itu menunjukkan bahwa pihak swasta sangat tertarik untuk bekerjasama menggunakan skema di atas. Dia pun berharap dengan keluarnya Perpres ini, para lulusan SMK bisa langsung kerja kedepannya.

“Karena sekarang dalam pendidikannya sebagian lakukan pemagangan dan merintis di industri. Sehingga diharapkan pada saat lulus mereka sudah langsung siap kerja,” pungkas Airlangga. (Asim)