Ada Kabar Burung Berlimpahnya Uang, dari Judi dan Lainnya untuk Penundaan Pemilu, Arsul Sani: Saya Tak Pernah Dengar Kabar Burung

by
Anggota Komisi III DPR RI, Arsul Sani. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wakil Ketua Umum (Waketum) PPP Arsul Sani mengaku tidak pernah mendengar adanya kabar burung seperti yang diungkapkan oleh Waketum Partai Demokrat, Benny K Harman, terkait Pemilihan 2024 akan diberlakukan sistem coblos partai atau proporsional tertutup.

“Tapi itu kan kabar burung. Dan pernyataan Pak Benny itu hanya gurauan atau candaan. Kalau soal sistem pemilu apakah tetap proporsional terbuka atau proporsional tertutup ya kita tunggu saja putusan MK,” kata Arsul merespon pernyataan Benny K Harman, usai rapat Komisi III DPR bersama PPATK di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/2/2023).

Arsul mengaku tidak pernah mendengar kabar burung yang disampaikan Benny itu. Dia meyakini Jokowi menyerahkan sistem pemilu pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

“Saya tidak pernah mendengar bahwa misalnya Presiden itu cenderung pada sistem tertentu. Saya kira presiden menyerahkannya kepada Mahkamah Konstitusi untuk memutuskan, karena memang di sanalah forum untuk menyelesaikannya,” katanya.

Anggota Komisi III DPR ini menekankan sikap mayoritas fraksi di parlemen hendak mempertahankan sistem pemilu proporsional terbuka. Sementara, Fraksi PDIP ingin mengubah sistem pemilu menjadi proporsional tertutup atau coblos partai.

“Yang jelas kan DPR yang diwakili oleh kuasa hukum yang terdiri dari beberapa fraksi kan sudah menyampaikan sikap. Suara DPR, saya kira, suara 8 fraksi menyampaikan keinginan untuk tetap (proporsional) terbuka,” katanya.

“Kemudian 1 fraksi, teman-teman PDI Perjuangan, menyampaikan tertutup. Ya sudah kita tunggu saja. Nah kalau kemudian di rapat Komisi III ada celetukan-celetukan itu ya itulah di DPR,” imbuh Arsul.

Sebelumnya Benny K Harman tiba-tiba menyelipkan soal isu dana penundaan pemilu dan sistem pemilu coblos partai (proporsional tertutup) saat menyampaikan tanggapannya dalam rapat Komisi III DPR bersama PPATK di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/2/2023).

“Korupsi bagaimana ini, perjudian di mana, siapa judi ini, bagaimana bapak tahu, judi. Nggak ada gambaran kita. Saya nggak tahu lagi, apalagi menjelang politik nggak tahu dana-dana ini, Pak Arsul ya, saya dengar dananya banyak sekali untuk penundaan pemilu ini. Pakai dana untuk menunda pemilu banyak sekali dana-dana ini, nggak nampung lewat bank ya bisa langsung,” kata Benny menanggapi pemaparan oleh PPATK.

Benny kemudian mempertanyakan lagi pemaparan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengenai aliran dana terkait terorisme. Benny membeberkan ada kabar burung bahwa nantinya akan berlaku sistem coblos partai di Pemilu 2024.

“Mana, tadi ada ditayangkan teroris, toh, itupun tayang begitu saja. Seperti apa itu, jelaskan kepada kita, dari mana uang itu masuk, siapa yang terima di sini,” kata Benny.

“Jadi, ya anggota Dewan udah sumpek ini apalagi dengan sistem pemilu yang nggak jelas. Lalu ada kabar burung bahwa nanti sistem tertutup, Pak Arsul. Sudah dapat informasinya e? Dari Bapak Presiden kah? begitu?” kata Benny yang langsung mengakhiri tanggapannya. (Kds)