Mantan Pasien Covid Berisiko Punya Kolesterol Tinggi

by
COVID-19

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Hal yang sangat perlu diketahui bahwa beberapa waktu lalu para ilmuwan menemukan bahwa risiko kolesterol tinggi pada penyintas Covid-19 dapat melonjak tinggi, terutama pada penyintas yang terinfeksi setelah satu tahun.

“Ini adalah sesuatu yang perlu kita perhatikan lebih lanjut,” ujar Ahli Jantung di Cleveland Clinic, Ashish Sarraju, dikutip dari NBC News, Sabtu (4/2/2023).

Menurut studi yang dipublikasikan The Lancet Diabetes and Endocrinology pada awal Januari lalu, penyintas Covid-19 memiliki 24 persen peningkatan risiko kadar kolesterol tinggi.

“Ini adalah orang-orang yang tidak pernah memiliki masalah kolesterol sebelumnya,” kata penulis studi dan ahli epidemiologi klinis di Universitas Washington, Ziyad Al-Aly.

“Sekarang, tiba-tiba mereka mulai mengalami masalah berminggu-minggu dan berbulan-bulan setelah Covid-19,” lanjutnya

Sebagian besar pasien Covid-19 yang diteliti cenderung memiliki kadar trigliserida dan kolesterol jahat yang tinggi setahun setelah terinfeksi. Mereka juga ditemukan memiliki kadar kolesterol baik yang rendah.

Sementara itu, studi kedua yang diterbitkan dalam The Lancet Infectious Diseases pada akhir Desember lalu juga memiliki temuan serupa, terutama pada kelompok usia muda.

Para peneliti di Swiss membandingkan kadar kolesterol 177 anggota militer Swiss yang terjangkit Covid-19 pada 2020 dengan 251 lainnya yang belum terinfeksi. Dilaporkan, rata-rata usia peserta adalah 21 tahun.

“Kelompok yang terpapar Covid-19 berakhir dengan kadar kolesterol yang lebih tinggi,” kata seorang penulis sekaligus profesor di Departemen Kesehatan Global dan Masyarakat di Universitas Zurich, Patricia Schlagenhauf.

Schlagenhauf mengungkapkan bahwa mereka juga memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi setelah terpapar Covid-19.

“Fakta bahwa orang-orang muda ini memiliki kolesterol yang jauh lebih tinggi, LDL yang lebih tinggi, dan BMI yang lebih tinggi menunjukkan adanya gangguan metabolisme,” kata Schlagenhauf.

Namun, alasan mengapa SARS-CoV-2 menyebabkan kolesterol tinggi masih belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga bahwa peradangan yang berlangsung saat infeksi bisa turut berkontribusi.

Ada perubahan perilaku, termasuk pola makan dan kurang olahraga yang bisa menjadi faktor tingginya kadar kolesterol,” kata ahli kardiovaskular di National Jewish Health, Glenn Hirsch.

Dia mengatakan, timnya juga melihat peningkatan risiko kesehatan lainnya akibat terinfeksi Covid-19, seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan penyakit ginjal.

Sumber: CNBC Indonesia