Mahfuz Sidik Sentil Capres yang Andalkan Popularitas Tanpa Miliki Ide Cemerlang

by
Sekjen DPN Partai Gelora Indonesia, Mahfuz Sidik.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Sekretaris Jenderal DPN Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidiq berharap para calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) yang akan mengikuti konstetasi di Pemilu 2024, jangan sekedar menampilkan kepopularitasannya saja. Para kandidat harus memiliki ide dalam mengelola situasi krisis global yang semakin mengkhawatirkan saat ini.

“Para capres dan cawapres harus memberikan pencerahan, harus punya ide yang bisa ditawarkan, yang bisa membawa Indonesia melampaui fase krisis saat ini,” ujar Mahfuz dalam Gelora Talks bertajuk ‘Mengintip Arah Stabilitas Global 2023’, Rabu petang (18/1/2023).

Dengan pemimpin yang mampu mengelola krisis, lanjut Mahfuz, bangsa ini bisa melakukan lompatan besar menjadi negara maju baru, sebagai kekuatan global baru.

“Sayangnya, yang muncul selama ini para kandidat capres Yang masih disibukkan urusan popularitas saja, padahal tren perubahan global saat ini mengancam masa depan Indonesia,” sebut mantan Anggota DPR RI itu lagi.

Karenanya, menurut Mahfuz diperlukan upaya dalam memitigasi tren perubahan global dan bisa menjadi bahan pengambilan kebijakan politik agar Indonesia tidak lagi menjadi collateral damage atau sandwich di tengah tekanan pertarungan kepentingan kekuatan-kekuatan besar dunia.

“Dalam sejarahnya Indonesia selalu menjadi collateral damage, menjadi Sandwich di tengah pertarungan kepentingan kekuatan global. Kita tidak ingin menjadi collateral damage lagi, kita harus mengelola situasi krisis sekarang untuk kepentingan kita,” katanya.

Untuk itu, Mahfuz meminta agar para capres tidak hanya ‘jumping’ dengan mengangkat tema-tema permukaan yang bertujuan untuk meningkatkan popularitas dan elektablitasnya saja.

“Masyarakat disibukkan dengan tema-tema permukaan, termasuk dalam memilih pemimpin. Kita jumping tentang figur yang paling favorit, kita lupa dengan ide apa yang dibutuhkan Indonesia ketika nanti ada pergantian kepemimpinan di 2024,” katanya.

Karena itu, Mahfuz sependapat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan Pidato Kenegaraan di DPR RI pada 15 Agustus 2022 lalu, bahwa Indonesia harus bisa ‘membajak krisis’ saat ini dan mampu melakukan lompatan besar disaat negara-negara lain tengah terpuruk akibat krisis ekonomi.

“Jadi apa yang disampaikan Presiden Jokowi sejalan dengan pikiran Partai Gelora yang sejak 2 tahun lalu, yang secara konsisten kita suarakan ke tengah-tengah masyarakat, bahwa kita harus mampu mengambil benefit dari krisis saat ini. Itulah sebenarnya yang kita maksud dengan Arah Baru Indonesia,” katanya.

Menurut Mahfuz, selama dua tahun terakhir, Partai Gelora melalui Gelora Talks selalu mengangkat tema-tema mengenai tren perubahan global, meskipun tema tersebut dirasa terlalu berat dan elitis. Namun hal itu, dilakukan sebagai bentuk pencerahan kepada pemerintah dan masyarakat agar bisa memitigasi dalam mengelola situasi krisis global saat ini.

“Mudah-mudahan apa yang dilakukan Partai Gelora selama dua tahun ini bisa menyemai ide-ide bagi kemajuan Indonesia ke ke depan setelah kita mampu mengelola situasi krisis global yang kita rasakan saat ini,” pungkasnya. (Jimmy)