BAGI Dr Ronny F Sompie memberikan sumbangsih dan pemikiran buat negara, bangsa dan masyarakat tidak akan berhenti selama hayat masih dikandung badan. Ronny yang sudah berkiprah sebagai perwira Polri sejak tahun 1984 ini telah banyak menyumbangkan gagasan dan karya-karya yang gemilang, hingga Ronny menjadi Dirjen lmigrasi Kemenkumham.
Purnawirawan Polri berpangkat bintang dua yang puluhan tahun menggeluti bidang reserse ini, adalah sosok komandan yang bersahaja. Berkali-kali memimpin satuan reskrim dan terakhir menjabat Kapolda Bali (2015) sering mengungkap kasus-kasus kriminal berskala nasional bahkan internasional.
Rupanya, pengalaman di kepolisian membuat Ronny, mempunyai gagasan-gagasan yang brilian ketika ditunjuk presiden sebagai Dirjen imigrasi Kemenkumham. Begitu duduk sebagai orang nomor satu di Ditjen lmigrasi, Ronny segera menyusun program untuk memutus rantai birokrasi penerbitan paspor yang selama bertahun-tahun menjadi “penyakit kronis” dan banyak dikeluhkan masyarakat.
Berkat terobosan pelayanan menggunakan teknologi online atau digital, masyarakat merasa sangat terbantu. Sebab itu indeks kepercayaan publik terhadap pelayanan lmigrasi naik secara signifikan. Rupanya, inovasi-inovasi dalam pelayanan ini mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo.
Sebab itu, pada tanggal 15 Agustus 2019, Ronny F Sompie mendapatkan penghargaan Bintang Jasa Utama, dari Presiden Joko Widodo bersama sejumlah tokoh pemerintah yang telah berprestasi di bidang tugas masing-masing. Apresiasi ini tidak menjadikan Ronny tinggi hati. Malahan, penghargaan itu menjadi cambuk baginya untuk lebih giat berkarya tanpa pamrih.
Bahkan, sejak tidak lagi menjabat Dirjen imigrasi, awal tahun 2020, Ronny tetap fokus memberikan guidance-guidance bagi kemajuan lmigrasi dan jajarannya. Sebagai Analis Keimigrasian Ahli Utama, Ronny masih sering berkeliling ke berbagai daerah untuk mensupport para pimpinan lmigrasi di tingkat propinsi, kabupaten dan kota.
Dalam mengisi kesibukan sebagai Analis Keimigrasian, Ronny, kemudian menyusun sebuah buku tentang lika liku yang banyak dialami oleh warga negara Indonesia yang terjerumus menjadi korban penipuan dan perdagangan orang ke luar negeri.
Ronny F. Sompie tergerak untuk menuliskannya dalam sebuah buku yang diberi judul “Exit Strategy Polemik Migran Indonesia”. Buku ini terinspirasi dan berdasarkan pengalamannya semasa bertugas menjadi anggota Polri dan ASN di Ditjen Imigrasi.
Apalagi Ronny, pernah mendapat penghargaan ” Hassan Wirayuda Award” dari Menlu Retno Marsudi tahun 2017. Penghargaan itu didapatkan Ronny, karena terobosannya ketika membentik Timpora atau Tim Pengawasan Orang Asing yang terdiri gabungan beberapa stake holder di bidang pengawasan WNA. Selain itu, lmigrasi sudah banyak membantu WNI yang mengalami masalah di luar negeri bekerjasama dengan Kemenaker dan Kemenlu.
Bedah buku Exit Strategy Polemik Migran Indonesia karya tulis dari Ronny Sompie ini telah dilaksanakan secara hybrid pada hari, Selasa (29/11/2022), di Universitas Borobudur, Jakarta, menghadirkan panelis antara lain, Rizal Saragih, S.Sos., M.AP (Ahli Madya BP2MI). Dr. Binsar John Vic, SH., MH., MA. (Dosen Pascasarjana Unbor), Dr. Lucky Agung Binarto, SH., CN., MH da(Staff Ahli Mentri Ekonomi Kemenkumham RI), dan Andry Indrady, Amd.Grad., Dip.PA., MPA., PhD (Kepala Divisi Imigrasi Kanwil Gorontalo), serta sambutan dari Prof. Dr. Faisal Santiago, SH., MM (Kaprodi Program Doktor Hukum dan Direktur Pascasarjana Unbor), dipandu oleh Direktur PT Kaya Ilmu Bermanfaat, yaitu Dr. Tina Amelia, S.H., M.H., CLA.
Menarik Dibaca, Ronny Sompie Ungkap Kiprah Mafia Dalam Bukunya Exit Strategy Polemik Migran Indonesia
Suasana bedah buku Exit Strategy Polemik Migran Indonesia karyaq tulis dari Dr Ronny F. Sompie, S.H., M.H.
“Buku EXIT STRATEGY POLEMIK MIGRAN INDONESIA ini dibuat berdasarkan pengalaman baik selama menjadi anggota Polri maupun ketika sudah menjadi ASN di Ditjen Imigrasi, terutama selama empat tahun lima bulan menjabat sebagai Dirjen Imigrasi,” ungkap Ronny Sompie pada keterangannya, (1/12/2022).
Menurutnya, dari buku tersebut diharapkan bisa membuka wawasan bagi para calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang akan bekerja ke luar negeri untuk mengikuti prosedur yang telah diatur oleh pemerintah.
“Tujuan pembuatan buku tersebut adalah membuka wawasan para calon PMI yang akan berangkat ke luar negeri untuk tujuan bekerja, bahwa mereka sebaiknya melalui prosedur yang diatur oleh Pemerintah cq Kemenaker dan BP2MI,” terangnya.
Dijelaskan Ronny Sompie, bahwa begitu banyak calon PMI dan PMI yang menjadi korban penipuan dan terjerumus ke dalam perdagangan orang di luar negeri.
“Terlalu banyak modus operandi yang bisa menjadi perangkap bagi mereka oleh sindikat dan mafia perdagangan orang yang memanfaatkan ketidakpahaman para calon PMI dan PMI,” katanya.
Menariknya, Ronny Sompie mengungkapkan bahwa ragam cara dilakukan oleh para mafia dan sindikat untuk mengeruk keuntungan dari bisnisnya.
Dalam isi bukunya ini Ronny Sompie menyampaikan bahwa kejahatan terhadap PMI ini sudah dimulai dari perekrutan, penempatan di luar negeri hinggi saat akan kembali ke tanah air.
“Bisa caranya dengan menggunakan visa kunjungan ke negara tujuan atau transit di negara tertentu dengan janji akan mendapatkan visa bekerja baru ke negara tujuan. Bisa juga dengan cara magang, kemudian tidak kembali ke Indonesia karena bujuk rayu mafia dan sindikat perdagangan orang yang berkedok membantu para pekerja magang di negara tertentu. Bisa juga dengan cara lainnya yang sebenarnya bisa diantisipasi, ketika para calon PMI bisa mengetahui cara terbaik secara prosedur utk bekerja sebagai PMI di negara lain,” pungkasnya.
Buku Exit Strategy Polemik Migran Indonesia ini juga memberikan solusi dalam memperkuat perlindungan hukum Pekerja Migran Indonesia, yaitu dengan adanya digitalisasi basis data yang dapat dilakukan dengan adanya daya dukung koordinasi antarkementerian dan lembaga terkait dalam upaya Pencegahan Pekerja Migran Non Prosedural.
Sebagai salasatu referensi bagi CPMI dan PMI serta masyarakat, buku karya dari Ronny Sompie yang bekerjasama dengan PT Kaya Ilmu Bermanfaat ini bisa didapatkan di Toko Buku Gramedia Jabodetabek, Malang dan Surabaya.
Selain di toko buku, juga bisa langsung memesan melalui marketplace Shoppe dan Tokopedia, tinggal search toko Kamuhukum lalu bisa langsung memesan buku ini dan tinggal tunggu buku sampai dikirimkan dan tiba ke alamat pemesan. (nico karundeng)