Pengguna Aktif Twitter Anjlok, Twitter Sendiri Sedang Melakukan Penelitian

by
Twitter. (Ilustrasi/Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Reuters melansir bahwa saat ini pengguna aktif Twitter anjlok. Data ini diambil dari sebuah penelitian internal perusahaan. Laporan ini juga menyebut, banyak selebriti jarang nge-tweet lewat akunnya.

Cuitan dari pengguna aktif Twitter ini atau ‘Heavy Tweeters’ tersebut menyumbang kurang dari 10% dari keseluruhan pengguna bulanan. Namun, menghasilkan 90% dari semua tweet dan setengah pendapatan global, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (26/10/2022).

Seorang peneliti Twitter dalam dokumen berjudul ‘Where did the Tweeters Go?’ mengatakan, jenis akun tersebut telah mengalami penurunan secara mutlak sejak pandemi dimulai.

Heavy Tweeters didefinisikan sebagai seseorang yang log-in ke Twitter selama 6-7 hari dalam seminggu, serta tweet 3-4 kali seminggu.

Dalam dua tahun terakhir, terdapat pergeseran minat di antara pengguna berbahasa Inggris paling aktif. Hal tersebut bisa membuat platform kurang menarik untuk pengiklan.

Reuters melaporkan Twitter menolak merinci berapa banyak tweet dalam bahasa Inggris atau banyaknya uang yang dihasilkan penutur bahasa Inggris. Namun menurut analis, demografi berperan penting untuk bisnis Twitter.

Dokumen itu menuliskan Twitter termotivasi untuk menyelidiki tren ‘mengganggu’ di antara pengguna yang telah ditutupi oleh pertumbuhan keseluruhan pengguna aktif harian. Selain juga untuk memahami penurunan pengguna paling aktif perusahaan.

Reuters mencatat penelitian tidak membuat kesimpulan spesifik mengenai alasan pengguna dalam Heavy Tweeters mengalami penurunan.

Sementara Twitter telah buka suara soal temuan dokumen internal tersebut. Juru bicara perusahaan mengatakan pihaknya memang secara teratur melakukan penelitian.

“Kami secara teratur melakukan penelitian mengenai berbagai tren, yang berkembang berdasarkan apa yang terjadi di dunia,” kata juru bicara Twitter.

“Audiens kami secara keseluruhan terus bertambah, mencapai 238 juta mDAU pada Q2 2022.”. (*/Kds)