Kala Dua Perempuan Dayak Inspiratif Dukung AMJI ATTAK Ranger Dayak Pahlawan Dwikora Menjadi Pahlawan Nasional

by
Christina Salomita Lomon Lyons torehkan jejak sejarah melalui buku "Amji Attak Ranger Andalan Jenderal Anton Soedjarwo". (Foto: Bud)

BERITABUANA.CO, PONTIANAK – Masyarakat Dayak khususnya generasi mudanya patut berbangga karena memiliki pahlawan Dwikora Amji Attak, Ranger Resimen Pelopor Brimob Polri yang ikut berjuang mempertahankan kedaulatan NKRI.

Kisah perjuangan Bunga Bangsa yang heroik dalam mempertahankan NKRI ditulis menjadi sebuah buku, “Amji Attak Ranger Andalan Jenderal Anton Soedjarwo”, oleh penulis, wartawati perempuan asal suku Dayak Bidayuh – Kal-Bar Christina Salomita Lomon Lyons.

Beragam upaya berkelanjutan kemudian dilakukan oleh putra-putri terbaik Dayak – Kalimantan – Barat. Mereka sedang memperjuangkan agar Amji Attak dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah. Di antaranya dengan menyelenggarakan acara Diskusi dan Bedah Buku “Amji Attak Ranger Pahlawan Dwikora” yang diselenggarakan di Hotel 95, Pontianak, Kalimantan – Barat, Sabtu (15/10/2022).

Acara diinisiasi oleh Maria Goreti S. Sos. MSi, Anggota DPD RI periode 2019 – 2024. Perempuan Dayak dari sub suku Dayak Kanayatn, Kebadu – Pahauman, Kabupaten Landak – Kalimantan Barat yang akrab dipanggil Yeti mengapresiasi kiprah Christina yang mampu menorehkan jejak sejarah melalui tulisan yang menginspirasi pada sebuah buku.

“Tujuan acara Diskusi dan Bedah Buku diselenggarakan, agar masyarakat Indonesia mengenal sosok Amji Attak. Ranger Pahlawan Dwikora yang mumpuni dalam Operasi Militer, serta berani menghadapi pasukan Belanda,” kata Yeti, perempuan terinspiratif kategori Politik Majalah Kartini.

“Sebagai anak kandung sosiologis dan ideologis saya merasa bertanggung jawab terhadap nama baik orang tua ini (Amji Attak). Paling tidak untuk generasi muda Kalimantan Barat yang mesti mengenal. Kenal dahulu, baru tahu perjuangan beliau,” ujar Yeti.

“Ka Christ, telah mendedikasikan pikiran, gagasan, serta waktunya untuk membuat sebuah buku yang merupakan karya besar yang menceritakan kisah patriot pemberani ikon Korps BRIMOB Amji Attak,” imbuh Yeti.

“Acara yang lahir dari keprihatinan, serta kepedulian yang sama dari kami berdua, yang berasal dari suku Dayak di Kalimantan Barat, bertujuan untuk membunyikan, serta menggaungkan atas dedikasi dan kepahlawanan putra Dayak Kal-Bar yang sangat membanggakan. Menjadi langkah awal buat kami untuk mendesak Pemerintah Pusat untuk menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Amji Attak,” pungkas Yeti yang dikenal sebagai Senator kharismatik.

Acara terselenggara atas kerja sama Yayasan Sumangat Nusantara, DPD RI, dan Dayakdreams.com dihadiri oleh sejumlah pejabat, tokoh masyarakat, tokoh adat Suku Dayak, Budayawan dan Sejarahwan, serta keluarga besar Amji Attak hadir untuk memberikan dukungan. Di antaranya
Perwakilan Pangdam XII Tanjungpura Kol. TNI AD Abdul Hamid, Perwakilan Gubernur Kalimantan – Barat Drs. Ignatius IK, Dan Den Gegana Brimob Kalimantan Barat Kompol Mujiono, Kabid Humas Polda Kalimantan  Barat Kombes Pol R Petit W, Kasat Reskrim Polres Sanggau AKP Sulastri, Penulis Buku Amji Attak Christina Salomita Lomon Lyons dan suami Michael Lyons asal Amerika Serikat, serta Keluarga Besar Amji Attak yang berdomisili di Pontianak dan Anjungan  Kabupaten Mempawah, Kalbar.

Buku Amji Attak buah karya Christina Salomita Lomon Lyons menceritakan kisah perjuangan Sang Bhayangkara Resimen Pelopor Brimob Polri keturunan sub suku Dayak Kanayatn lahir pada tahun 1933, di Desa Kepayang, Kec Anjungan, Kabupaten Mempawah, Kalbar.

Amji Attak merupakan putra ke -7 dari 8 orang bersaudara. Ayahnya bernama Attak merupakan petani sederhana, dan Ibunya Ipah merupakan ibu rumah tangga. Kedua orang tuanya merupakan sub suku Dayak Kanayatn di Kabupaten Landak.

Pada saat Operasi Dwikora digaungkan oleh Presiden Soekarno, Amji Attak terpilih untuk melakukan tugas intelijen ke Singapura, yang waktu itu masih bergabung dengan Malaysia.

Saat memimpin misi rahasia melawan Belanda dalam Operasi Trikora, insiden memilukan dialami oleh Ranger. Sampan nelayan yang mereka tumpangi, yang digunakan untuk menuju bibir pantai ditemukan, kemudian dihancurkan oleh pasukan Belanda. Amji Attak beserta pasukannya kemudian ditawan. Perjuangan Amji Attak mencapai puncaknya pada Operasi Dwikora.

Untuk mengenang jasa-jasanya, namanya diabadikan sebagai nama Ksatrian Brimob Amji Attak di Kelapa Dua Depok. Hadir patung ikonik yang dibangun di Gerbang Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok.

Hadirnya Buku Amji Attak disambut penuh suka cita oleh masyarakat Kalimantan Barat, khususnya suku Dayak.

Kombes Pol. Raden Petit Wijaya mengatakan, “Kami dari Polda Kalbar mendukung sepenuhnya upaya untuk mengusulkan Amji Attak dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah. Di sini juga hadir Ibu Sulastri, pelaku sejarah dari peristiwa di Mako Brimob”.

Dukungan serupa datang dari Perwakilan Gubernur Kalbar Drs. Ignatisius IK. “Kegiatan ini menjadi langkah awal, hendaknya tidak terhenti pada Diskusi dan Bedah Buku saja, tentu saja butuh dukungan masyarakat untuk memperjuangkan Amji Attak menjadi Pahlawan Nasional,” katanya.

Senada dengan Ignatisius IK, Kompol Mujiono Dan Den Gegana Brimob Kalbar menyampaikan, bahwa atas perintah langsung Dankor Brimob Polri Komjen Pol Anang Revandoko, dan Dansat Brimob Kalbar Kombes M Guntur. Amji Attak adalah Pahlawan Brimob. Semangat, serta kesetiaan beliau terhadap NKRI tidak diragukan lagi. Beliau adalah panutan kami.

Ketua Dewan Adat Dayak, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat Adrianus Marcel mengatakan, “Kita harus melakukan gerakan-gerakan positif untuk menjadikan Amji Attak sebagai Pahlawan Nasional diantaranya melalui upaya simbolik dengan membangun Tugu Amji Attak, dan membuat nama jalan”.

Salah satu keponakan Amji Attak, Subianto yang mewakili Keluarga Besarnya turut berbagi pendapat. “Kami mengapresiasi terbitnya buku tentang perjuangan Pak Tua kami Amji Attak. Selama ini saya hanya mendengar cerita heroik beliau dari orangtua saya Darmawi Attak, yang merupakan adik kandung dari Alm. Amji Attak,” ujar Subianto.

“Dengan jasa-jasa Pak Tua yang luar biasa bagi bangsa dan negara, menjadi simbol perjuangan, membela kebenaran, serta rela berkorban kiranya dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia, khususnya keluarga besar Amji Attak untuk meneruskan perjuangan beliau, sesuai dengan kiprahnya masing-masing,” kata Subianto.

“Salah satu cicit beliau Brigadir
Pol Jordan Attak, putra dari Tatat Nathanael (cucu Amji Attak) menjadi penerus perjuangan kakek buyutnya. Saat ini Jordan Attak bersama pasukan Brimob lainnya sedang bertugas di Papua. Mohon doa restunya untuk Jordan meneruskan perjuangan leluhur kami Amji Attak,” pungkas Subianto.

Maria Goreti Senator Dayak Kal-Bar mendesak Pemerintah Pusat untuk menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Amji Attak. (Foto: Bud)

Sosok Inspiratif di Segala Zaman

“Ketika saya menulis buku Amji Attak kondisi dunia tak terkecuali di Indonesia sedang dilanda pandemi Covid-19 dengan sejumlah pembatasan sosial,” kata Christina.

“Tak ingin diam tanpa berkegiatan di rumah, saya memulai untuk menulis kisah heroik Amji Attak. Kami memiliki garis keturunan yang sama, berasal dari suku Dayak. Saya keturunan sub suku Dayak Bidayuh, Sekayam, Kabupaten Sanggau di perbatasan Entikong, Sarawak ,Malaysia,” tutur Christina lagi.

“Selain itu, saya kagum dengan perjuangan beliau dan utamanya melalui keahlian saya menulis, saya ingin memberikan sumbangsih terhadap kemajuan suku Dayak di Indonesia melalui sebuah buku sejarah,” kata Christina.

“Sosok Ranger Amji Attak jauh dari kesan sangar. Perawakannya kecil langsing, dengan tinggi 160 cm, bahkan kurang! Namun beliau punya mental juang tinggi, pemberani dan menjadi andalan Jenderal Polisi Anton Soedjarwo yang dulunya merupakan siswa satu angkatan di Sekolah Ranger, Sekolah Pendidikan Mobile Brigade di Watukosek, Porong – Jawa – Timur tahun 1959,” jelas Christina.

“Secara pengalaman dalam strategi Operasi Militer, Jenderal Anton Soedjarwo mengakui kemampuan Amji Attak yang mumpuni.
Selain diuntungkan karena memiliki tubuh kecil. Dalam kegiatannya menjadi mata-mata, dia selalu sukses melenggang masuk ke negara Malaysia, tanpa dicurigai bahwa dia merupakan intelijen. Polisi sulit untuk membedakan, apalagi awam, “imbuh Christina.

“Saya mengumpulkan sejumlah data tentang Amji Attak sejak 2015, sempat terputus, berlanjut Mei 2018, sambil melakukan riset dan penelitian ke Mako BRIMOB Kelapa Dua Depok. Melakukan wawancara terhadap sejumlah tokoh yang mengenal dan cukup dekat dengan sosok Amji Attak,” urai Christina.

“Saya bersama suami Mick Lyons asal USA yang membantu sebagai videographer, fotografer dan desain artistik terbang ke Pontianak, Kalimantan Barat, berkendara ke Kampung halaman beliau di Anjungan – Kabupaten Mempawah – Kalbar, untuk bersilaturahmi, sambil melakukan wawancara kepada keluarga besarnya. Buku berhasil saya selesaikan penulisannya pada Februari 2020,” ujar Christina yang pernah menjadi wartawan, Redaktur, dan Pemimpin Redaksi di Tabloid Wanita Indonesia.

“Selain buku karya saya, Tim Humas Mabes Polri telah membuat film dokumenter” Kesatria Amji Attak Lokal Hero’s yang tayang di TV One, Jum’at (15/10/2022),” tutur Christina.

Berharap melalui Buku Amji Attak Ranger Andalan Jenderal Anton Soedjarwo, sosoknya bisa menjadi role models bagi generasi muda Indonesia dan mampu menginspirasi banyak anak muda untuk memiliki pendirian, komitmen menjadi generasi penerus yang andal dalam segala bidang. Jujur, tekun, kreatif dan pemberani, serta mau melatih skills sesuai minat dan bakat mereka yang bisa menjadi kebanggaan di setiap era, “harap Christina founder Dayakdreams.com.

“Goals yang kami inginkan selaku putra-putri Dayak Kalimantan – Barat, nantinya sosok pejuang pemberani ini bisa dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia,” kata Christina.

“Saya juga meminta pemerintah Republik Indonesia untuk memindahkan kerangka jenazah para pejuang Dwikora di Malaysia, agar dapat dimakamkan secara layak di Taman Makam Pahlawan di Tanah Air,” pungkas Christina. (*/Kds)