Pola Asuh Anak Makin Berat di Era Digital, Ini Masukkan untuk Orang Tua

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Orang Tua Bijak dampingi Anak di Era Digital". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Pendampingan orang tua terhadap anak baik dalam proses belajar, maupun pola asuh di era digital (digital parenting), sangat penting dilakukan. Terlebih, laporan We Are Social menyebutkan, pengguna internet global menghabiskan rata-rata 147 menit atau 2,45 jam per hari untuk mengakses media sosial (medsos).

Dosen Untag Surabaya Bambang Kusbandrijo menjelaskan sebuah data, Nigeria menjadi negara dengan rata-rata waktu penggunaan medsos paling lama, yakni 247 menit atau 4,11 jam per hari, Filipina di posisi kedua rata-rata waktu penggunaan medsos 246 menit atau 4,10 jam per hari. Posisi berikutnya ada Ghana dengan rata-rata 238 menit atau 3,96 jam per hari, dan Kolumbia 226 menit atau 3,76 jam per hari.

“Indonesia menempati posisi ke-10 dalam daftar ini, dengan rata-rata waktu penggunaan media sosial 197 menit atau sekitar 3,2 jam per hari,” kata Bambang dalam diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Orang Tua Bijak dampingi Anak di Era Digital” pada Kamis (15/9/2022).

Bambang, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/9/2022), menerangkan, belajar online/daring meningkatan waktu penggunaan media digital secara signifikan dan turut mengubah pola pendampingan dan pengawasan oleh orangtua kepada anak.

Model pendampingan dilakukan dengan mediasi aktif melalui diskusi dan ajakan berpikir kritis, penggunaan gawai bersama-sama secara aktif, pengawasan dari dekat, monitoring pada aplikasi dan parangkat pasca aktivitas daring (active mediation, co-using, supervision, monitoring).

“Terbukanya ruang diskusi antara orangtua dan anak, terjadinya kesempatan menggunakan gawai secara bersama, dan terbuka peluang bagi anak dan orangtua mempelajari keterampilan digital,” kata Bambang.

Sementara itu, Dosen Departemen Sosiologi FISIPOL UGM Mustaghfiroh Rahayu menambahkan, tanggung jawab orang tua semakin berat di era digital saat ini.

Bagi dia, penanaman Pendidikan karakter sejak dini menjadi keharusan. Seperti moral, budi pekerti, nasionalisme, patriotisme, wawasan kebangsaan.

“Untuk itu, harus menjadi orang tua bijak, rajin membangun obrolan Bersama anak. Mengedukasi diri sendiri. Gunakan parental control. Buat peraturan yang disetujui anak-orang tua. Eksplor dunia digital Bersama anak. Jadilah role model,” pesan Rahayu.

Menurut Rahayu, media membuka ruang yang begitu luas untuk mengeksplorasi pengetahuan. Namun, harus diperkuat dengan budaya digital. “Budaya yang dilandasi dengan nilai-nilai Pancasila yang memungkinkan semua anggota keluarga menunjukkan karakter terbaiknya,” ucap Rahayu.

Pioners Cetak Online (Percetakan) Zusdi F. Arianto, memberikan panduan untuk orang tua dengan anak usia 6-12 tahun. Orang tua harus bisa menjadi rekan diskusi. Memilih konten, fokus pada aspek-aspek positif internet. membuat jadwal online, disiplin waktu dan tempat, mendampingi.

“Jika Anda menemukan masalah dalam kegiatan berinternet anak, bersikaplah tenang, tidak perlu bersikap berlebihan. Ini adalah sesuatu yang umum ditemui banyak orangtua. Terangkan pada anak apa yang menjadi masalah dan mengapa itu tidak baik,” kata Rian, sapaan akrabnya.

Rian mengingatkan, jika anak membuat kesalahan, orang tua tidak perlu serta-merta menghukum atau mencabut hak anak berinternet pada anak.

Untuk itu, tegas dia, pentingnya pemahaman dan kecakapan dalam memanfaatkan internet, agar perkembangan teknologi ini dapat dioptimalkan secara bijaksana demi kebaikan manusia.

“Peran orangtua dan lingkungan sangat vital bagi tumbuh kembang anak-anak dalam menggunakan internet. Diperlukan kerjasama berbagai pihak untuk memperhatikan masa depan generasi mendatang,” tukas Rian. (Kds)

Catatan: 

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.