Tekan Inflasi, Wawalkot Depok Ajak Masyarakat Gerakan Ketahanan Pangan

by
Wawalkot Depok Imam Budi Hartono (foto: ist)

BERITABUANA.CO, DEPOK – Wakil Walikota (Wawalkot) Depok, Imam Budi Hartono (IBH), mengajak masyarakat untuk lakukan gerakan ketahanan pangan, guna menekan inflasi.

“Ada dua faktor yang cukup mempengaruhi terjadinya inflasi ini, yaitu Pandemi Covid – 19 dan perang Rusia – Ukraina,” ujarnya, Kamis (1/9/2022)

Covid, sambungnya, meluluh lantahkan perekonomian dan kesehatan. Rusia sebagai negara adidaya dan negara raksasa penghasil minyak bumi, membuat perekonomian dunia dan Indonesia sangat berpengaruh, termasuk naiknya harga minyak bumi. Di Indonesia hal ini ditandatangani harga BBM.

IBH menerangkan, pergerakan Inflasi Nasional di bulan Juli 4, 94%, angka itu sudah melebihi dari target yang ditetapkan Pemerintah yaitu 3 ± I.

Artinya, imbuh IBH, angka inflasi tidak boleh melebihi angka atas 4 dan tidak boleh dibawah 2. Komponen yang mempengaruhi adalah bahan makanan 10,88 dan energi 5,02.

Komoditas yang meningkat harganya seperti cabe merah, bawang merah, tiket pesawat, bahan bakar RT, dan bensin, menurutnya perlu segera diturunkan dan dijaga pasokannya.

” Ada 67 Kota/Kabupaten yang inflasi tertinggi se Indonesia. Di Jawa Barat Tasikmalaya 5,18 %. Penyebab utamanya Cabe merah, bawang merah, telur, rokok, Ikan tongkol, tiket pesawat, Gas LPG 3 kg,”katanya.

Sementara Inflasi Kota Depok kata Imam, yaitu di bulan Juli sebesar 4,59%, cukup tinggi walaupun masih di bawah Nasional.

Beberapa komoditas yang mempengaruhi terjadinya inflasi di Depok, sebut nya, antara lain, cabe merah, telur, dan bahan bakar LPG 3 kg.

“Komoditas tersebut, merupakan bahan yang paling banyak dikonsumsi masyarakat,” urainya.

Inflasi, ungkapnya, akan berpengaruh terhadap angka kemiskinan. Apa yang bisa kita lakukan agar bisa menekan inflasi. Diantaranya, melakukan gerakan nasional berupa gerakan ketahanan pangan.

“Pertama kita bisa menanam cabe disetiap rumah, sehigga tidak perlu lagi membeli cabe dipasar. Sesuai hukum ekonomi, jika permintaan berkurang maka harga akan menurun. Hebat memang orang Depok pada suka sambel,” paparnya.

Kedua, tambahnya, operasi Pasar untuk menstabilkan harga barang komoditi yang sedang naik. Seperti beberapa bulan lalu kenaikan harga minyak goreng kita lakukan operasi pasar.

“Ketiga, ramah menggunakan energi. Diantara mengganti bahan bakar fosil ke bahan bakar atau energi yang baru dan dapat diperbarukan, seperti energi listrik, energi surya, dan lain-lain. Kita juga bisa menghemat pemakaian energi, dengan bersepeda misalnya, atau berjalan kaki, atau menggunakan transportasi publik,”bebernya.

Kedepan kendaraan bahan bakar fosil atau BBM, ulasnya, akan digantikan oleh kendaraan listrik. Mobil listrik dan motor listrik. PLN sudah mensosialisasikan pemakaian kompor listrik sebagai pengganti kompor gas.

“Ke empat, meningkatkan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,” tandasnya.

“Saya mengajak kepada seluruh masyarakat Kota Depok, terutama para ASN Kota Depok untuk melakukan gerakan menanam cabe di rumah dan mengajak warga untuk melakukan hal sama. Semoga Inflasi Kota Depok bulan berikutnya bisa lebih turun dan perekonomian Depok lebih sehat,”pungkasnya. (Rki)