Persona: Cerita Hati dan Gairah Digelar Senin Besok, di Usmar Ismail Jakarta

by

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kolaborasi seniman Indonesia lintas genre musik, tari, dan visual yang digagas oleh Pharel Silaban, penyanyi tenor kebanggaan Indonesia, akan menggelar pertunjukkan bertajuk ‘Persona: Cerita Hati dan Gairah’ di Usmar Ismail Hall, Jakarta, pada Senin besok, 22 Agustus 2022, sekitar Pukul 19.00 WIB.

Melalui keterangan tertulis yang diterima beritabuana.co, Jumat (19/8/2022), Pahrel menyebutkan kalau pagelaran nanti menawarkan terobosan baru dalam pementasan musik klasik di Indonesia, berupa kolaborasi beberapa musisi serta seniman tari dan visual dalam mewujudkan Gesamtkunstwerk.

“Gesamtkunstwerk adalah sebuah konsep ‘Total Work of Art’, dimana pertunjukan seni dikemas dalam estetika kreasi artistik yang padu, mencakup totalitas pengalaman musikal, visual, dan keragawian,” terang dia.

Dalam pertunjukan kolaborasi ini, Pharel menggandeng beberapa koleganya, termasuk pianis kenamaan Edith Widayani, gitaris berprestasi Sandhya Widhi, penyanyi sopran Eveline Permadi, penyanyi bariton senior Harland Hutabarat dan Rainier Revireino, serta penari Irninta Dwitika.

“Tampilan visual multimedia serta olah gerak tari, akan ditampilkan terpadu sepanjang pementasan sebagai respons atas musik yang dibawakan,” ujar lulusan Royal College of Music London dan Eastman School of Music New York dan telah meraih berbagai prestasi di dalam dan luar negeri ini.

Lebih lanjut Pharel mengutarakan ‘Persona: Cerita Hati dan Gairah’, disusun dalam dua babak, yaitu (1) Hati dan (2) Gairah. Babak pertama (Hati), menarasikan perjalanan hidup seorang seniman yang melalui idealisme kreasi artistiknya berusaha mencari kebahagiaan sejati.

“Babak ini mempersembahkan nukilan karya-karya vokal klasik Barat garapan komposer Georg Friedrich Händel, Vincenzo Bellini, Hermann Zilcher, Mátyás Sieber, Fernando Obradors, serta Mochtar Embut,” jelas Pharel yang melanjutkan studi doktoralnya di University of Kentucky, Amerika Serikat, untuk program studi Vokal tahun ini.

Sedang babak kedua (Gairah), menarasikan visi dan harapan seorang seniman dalam meraih kebahagiaan sejati, antara lain, dengan menjaga kobaran api gairah dalam persahabatan dan cinta lestari.

“Babak ini mempersembahkan nukilan aria opera terkenal karya Giacomo Puccini, Georges Bizet, dan Gaetano Donizetti,” sebutnya.

Kedua babak, masih menurut Pharel akan menampilkan kolaborasi berbagai seniman lintas genre yang dikemas dalam tata visual panggung dan dramaturgi arahan dirinya yang juga turut bertindak sebagai Show Director.

“Beberapa tokoh musik Indonesia memberikan dukungan (endorsement) adanya pertunjukkan ini yaitu Catharina Leimena (Tokoh vokal klasik Indonesia), Aditya Setiadi (Musikolog dan pegiat budaya) dan Aning Katamsi (Tokoh musik seriosa),” tuturnya.

Miliki Warna ‘Kekinian’

Catharina Leimena menyambut baik inisiatif pertunjukan yang diinisiasi para musisi dan seniman muda dalam konser ‘Persona: Cerita Hati dan Gairah’ tersebut. Bahkan ia berharap, dengan mengemas pertunjukan musik klasik eksperimental seperti ini, maka ranah pertunjukan musik klasik dapat lebih memiliki warna ‘kekinian’ dan disambut oleh masyarakat yang lebih beragam.

“Saya percaya pertunjukan ini akan membuat simbiosis yang lebih baik dan cair antara seni dan masyarakat, khususnya di Jakarta,” ujar Catharina.

Hal senada juga disampaikan Penasihat Panitia, Aldentua Siringoringo, SH, yang menyambut baik pertunjukkan yang digagas oleh Pharel Silaban.

“Dulu memang pecinta lagu klasik dan seriosa banyak. Bahkan, ada lomba khusus keroncong dan seriosa yang sangat diminati. Namun kehadiran musik seriosa ini memudar seiring datangnya genre dangdut, pop, dan lain lain yang menguasai dunia musik,” tutur Aldentua Siringo-ringo yang juga seorang advokat senior ini.

Hal ini terjadi, menurut Aldentua, karena musik seriosa klasik ini kesannya mengawang-awang atau jauh dari masyarakat. Ditambah lagi tidak ada upaya mendekatkan.

“Pertunjukkan ini merupakan inovasi dan kreasi bagaimana mendekatkan lagu seriosa ini yang dapat bercerita kepada masyarakat Indonesia. Melalui pertunjukkan ini kita akan menikmati sebuah kolaborasi inovatif sehingga membuat seriosa itu tidak harus serius atau jauh, tapi dapat lebih dekat kepada masyarakat,” tandasnya. (Asim)