Penggunaan TIK Bidang Kesehatan Harus Dibarengi dengan Pemahaman Etika Bermedsos

by
Diskusi #MakinCakapDigital oleh Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi bertajuk "Penerapan TIK dalam Bidang Kesehatan". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sektor kesehatan, baik memudahkan manajemen kesehatan maupun, pelayanan kesehatan, dipastikan sangat membantu.

Pemanfaatan TIK ini bisa membuat proses pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya kesehatan akan lebih tepat. Namun, yang perlu diperhatikan ialah etika dalam penggunaan media sosial.

Sekretaris MKEK Jawa Tengah Madya Sulisno menjelaskan, berdasarkan survey Microsoft 2020 (rilis Februari 2021) pada 58.000 orang di 32 negara, menyimpulkan antara lain netizen Indonesia paling tidak sopan di Asia Tenggara. Untuk itu, prinsip etika bermedsos seperti kesadaran, integritas, tanggung jawab, dan nilai kebajikan, harus benar-benar dipahami.

“Ujaran kebencian, perundungan, dan hoaks membuat netizen berperilaku tidak sopan di ruang digital,” kata Madya dalam diskusi #MakinCakapDigital oleh Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi bertajuk “Penerapan TIK dalam Bidang Kesehatan” pada Selasa (16/8/2022).

Madya juga menerangkan ihwal perilaku tidak etis perawat di bermedia digital yang sempat viral beberapa waktu lalu. Misalnya, curhat mahasiswa Keperawatan Memasang Kateter (TikTok), Selfie WA dokter dan perawat pasien kritis korban pembacokan, kasus Bidan joged TikTok, mengumbar aib atau keluhan pasien.

Madya menegaskan, dampak dari kurangnya pemahaman etika media digital oleh perawat ialah kepercayaan masyarakat bisa turun. Padahal Gallup Poll (2022) memberikan peringkat untuk 22 pekerjaan dalam hal kejujuran dan standar etika: Perawat Sangat tinggi

Selain dampak kepercayaan, pelanggaran asusila, pencemaran nama baik, hoaks, juga dapat dipidana sesuai dengan Pasal 27, 28, dan 29 Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

“Perawat hebat, perawat cakap, perawat asik. Cendrawasih burung emas, terima kasih, wahai perawat emas,” tutup Madya.

Senada, Founder neswa.id/Pegiat Jaringan Gusdurian, Rika Iffati Farihah, mengingatkan kepada para pekerja kesehatan untuk memastikan melindungi data digital pasien yang bersifat rahasia. Sebab, penyebaran data pasien tanpa persetujuannya adalah perbuatan melanggar hukum.

“Jangan sebar data pribadi pasien (nama, alamat, pekerjaan, kantor pasien),” imbau Rika.

Rika menjelaskan, tidak ada yang aman 100% di dunia digital. Yang bisa dilakukan adalah mengurangi risikonya sedapat mungkin.

“Keamanan berbanding terbalik dengan kemudahan, sedikit ribet dan waspada akan membuat kita lebih aman di dunia digital. Selalu berpikir kritis, tidak mudah percaya dengan semua yang kita dapat di internet,” kata Rika.

Sementara itu, Penulis dan Redaktur Langgar.co Abdul Rohim, lebih menitikberatkan pada kompetensi budaya bermedia digital.

Budaya bermedia digital, kata dia, merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari−hari.

Untuk itu, sangat penting pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.

“Kita harus menjadi pelaku digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK,” kata Rohim.

Lebih lanjut, Rohim mendorong agar TIK dimanfaatkan untuk mewujudkan kesetaraan lewat gerakan digital inklusif, literasi digital bagi kelompok rentan, anak-anak, perempuan, lansia, disabilitas, dan masyarakat 3T. Seperti halnya gerakan sosial sepanjang pandemi Covid-19 beberapa waktu yaitu, donor plasma konvalesen, konsling online gratis untuk pendampingan .

“Intinya, jati diri kita dalam ruang budaya digital tak berbeda dengan budaya non digital. Digitalisasi budaya dapat menjadi peluang untuk mewujudkan kreativitas,” kata Rohim. (Kds)

Catatan:

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.