BERITABUANA.CO, DEPOK – Anggota Komisi A DPRD Depok Farida Rachmayanti, sepakat dan menyambut baik ajakan Kadiskominfo Depok, agar semua pihak harus cerdas memanfaatkan internet dan lebih bijak dalam mengoperasikan media sosial (Medsos).
Terlebih sikap dan tindakan tersebut, menurutnya telah diatur dalam UU ITE 2008. Di dalam aturan tersebut, dapat menjerat setiap orang lantaran kurang bijak dalam bermedia sosial.
Farida yang juga anggota Bapemperda DPRD Depok menyampaikan, kemajuan teknologi informasi memang memberikan berbagai kemudahan.
“Selain itu, juga mempercepat dan mempermudah proses informasi dan distribusi dalam kegiatan ekonomi serta menambah efektifitas dan efisiensi dalam interaksi sosial masyarakat,” tukasnya, Rabu (10/8/2022).
Namun, pada sisi lain, tandasnya, ada pula dampak negatifnya, seperti pribadi cenderung asosial karena lebih asyik berada di dunia online, adanya pelanggaran hak cipta dan kejahatan di dunia maya (online).
Dampak negatif lainnya, sebut Farida seperti kecanduan gadget, pornografi, tayangan kekerasan, penipuan, dan perjudian online.
“Memang mendesak bagi kita semua untuk terus mengedukasi. Terutama bagi generasi Z yang begitu dekat dengan dunia internet. Begitu akrab dengan medsos. Fungsi keluarga, peran sekolah dan juga peran ulama atau pemuka agama, sangat penting dalam mengarahkan mereka agar berinternet sehat dan cerdas, serta bermedsos dengan bijak,” imbuhnya.
Selain hal diatas, lanjut Farida harus diarahkan pilihan solusinya. Misalnya mengenalkan dan mendekatkan generasi Z pada ekonomi kreatif.
Hal itu, ujarnya, bisa menjadi salah satu pilihan solusi. Tujuannya agar kepiawaian mereka dalam berinternet dan bermedsos, memiliki nilai guna,bahkan dalam jangka panjang dapat memberikan nilai tambah.
“Kita pahami bahwa ekonomi kreatif adalah sebuah industri yang didasarkan pada seni, budaya, bisnis, juga teknologi. Oleh karenanya, ekonomi kreatif berkembang pesat seiring perkembangan teknologi,” urainya.
Menurut Kemenparekraf, paparnya, subsektor ekonomi kreatif adalah pengembang permainan, seni kriya, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fashion, kuliner, film, animasi, video, fotografi, desain komunikasi visual, televisi, radio, arsitektur, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, dan aplikasi.
“Sebuah tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Depok, untuk membuat program yang dapat menjembatani Gen Z dekat dengan ekonomi kreatif,” tuturnya.
Sebenarnya, ungkap Farida, Depok punya potensinya. Ada perguruan tinggi negeri dan swasta yang bisa diajak berkolaborasi.
“Sekali lagi, kita ingin menyiapkan generasi muda kita menjadi kekuatan pembangunan. Bukan sebaliknya, menjadi tumpukan pe-er di masa datang,” pungkasnya. (Rki)