Paljaya Gerak Cepat Tanggapi Keluhan Warga Yang IPAL-nya Terganggu

by

BERITABUANA.CO, JAKARTA-Tanah di Jakarta dikenal mahal harganya, karenanya setiap jengkal dianfaatkan sebaik-baiknya. Jika kita telusuri wilayah Jakarta nyaris tidak ada lahan yang tidak dimanfaatkan percuma. Kalaupun ada yang masih kosong hanya karena menunggu dibangun saja oleh pemiliknya. Di kelurahan Rawajati, Kalibata, Jakarta Selatan, tepatnya di RT 03 RW 01 masyarakat memanfaatkan sebuah gang kecil untuk sarana IPAL (instalasi pengolahan air limbah). Di Gang Madrasah tak jauh dari jembatan Kalibata yang melintas Sungai Ciliwung sarana IPAL tersebut dibangun.

Seperti tercatat di dinding tembok gang tersebut, terpampang banner berisi informasi bahwa IPAL yang ada dibangun tahun 2017 dengan bantuan biaya dari IDB (Islamic Development Bank) sebesar Rp425 juta. Sarana IPAL berupa beton dibangun di badan jalan gang berukuran 1×18,75 meter dengan kedalaman sekitar 2 meter. Dengan volume IPAL 37 meter kubik, nyaris badan jalan di gang tersebut di bagian bawahnya habis dimanfaatkan untuk pengolahan limbah buangan cair dari  masyarakat setempat. Limbah cair terutama berasal dari kamar mandi warga.

Ketua RT 03/RW 01, Kelurahan Rawajati, Herman, menjelaskan ada sekitar 60 kepala keluarga yang memanfaatkan pembuangan limbah cairnya ke IPAL. “Jadi dari rumah-rumah, limbah cair dibuang melalui pipa pralon ke pipa utama yang diteruskan ke IPAL yang letaknya di ujung gang. Ini sangat membantu masyarakat daripada mereka membuat sendiri-sendiri pembuangan limbahnya,” kata Herman.

Untuk pemeliharaaan IPAL pengurus RT kemudian menarik iuran sebesar Rp10 ribu per rumah tangga. Iuran ini terbilang murah, namun demikian masih ada juga masyarakat yang menunggak bayaran iurannya.  Dana yaang ada juga digunakan untuk biaya penyedotaan limbah padat yang mengendap di IPAL yang disedot oleh mobil tinja serta perbaikan-perbaikan kecil yang diperlukan agar IPAL tetap berfungsi dengan baik.

Belakangan IPAL ini mengalami masalah, yakni ketika turun hujan deras mengakibatkan air limbah dari penampungan IPAL meluap ke permukaan sehingga menggenang dan mengotori jalan. Menanggapi keluhan ini pihak Perumda Paljaya, BUMD Pemprov DKI Jakarta yang memang menangani persoalan air limbah di Jakarta, segera menurunkan timnya melakukan pemeriksaan, Minggu pagi (19/6). “Kami akan menurunkan tim teknis untuk mengecek dan melakukan perbaikan yang diperlukan dalam beberapa hari ke depan,” ujar Tonang Kurniawan dari Paljaya dalam peninjauannya.

Masyarakat menyambut baik tanggapan cepat dari pihak Paljaya ini. Mereka berharap masalah meluapnya limbah IPAL di lingkungan rumah tinggal mereka di Rawajati segera bisa teratasi.

Humas Paljaya Tanto Tabrani menambahkan bahwa Perumda Paljaya memang memiliki program sosial membantu masyarakat untuk membangun IPAL di lingkungan tempat tinggal yang belum memiliki sarana pembuangan dan pengolahan limbah. “Pemprov DKI Jakarta memang membuka peluang bantuan untuk IPAL yang sifatnya komunal maupun residensial untuk daerah-daerah tertentu yang memerlukan. Kami berusaha memberi layanan terbaik untuk warga DKI Jakarta sesuai tugas yang diembankan kepada Paljaya sebagai perusahaan daerah yang menangani limbah cair di Jakarta untuk meningkatkan sanitasi yang lebih baik,” ujar Tanto.

Selain meninjau lokasi IPAL di Kelurahan Rawajati, tim Paljaya juga mengecek kondisi IPAL di kawasan pemukiman penduduk di Kelurahan Cikoko, Jakarta Selatan, dekat dengan Kantor Dirlantas Polri atau 4 kilemeter dari Rawajati. Di kawasan ini IPAL terpelihara dengan baik dan tidak ada keluhan yang muncul dari masyarakat. (syd)