BERITABUANA.CO, KUPANG – Sejauh ini Provinsi NTT masih bebas dari Varian Omicron, karena dari sampel yang dikirim ke Kementrian Kesehatan, hasilnya belum ada indikasi hal tersebut.
Demikian Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, dr. Meserasi Ataupah yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa (25/1/2022).
“Sampel yang kita kirim, Kementrian Kesehatan belum menemukan adanya kasus Omicron,” tandas Meserasi Ataupah.
Meskipun begitu, kata Meserasi Ataupah, pihaknya tetap meminta masyarakat untuk selalu waspada, dengan menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes).
“Kita minta masyarakat tetap jaga diri dengan Prokes. Dan kami tetap siap menangani pasien, dengan memastikan fasilitas kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” tegas Meserasi Ataupah.
Diakui Meserasi Ataupah, setiap saat Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Covid-19 selalu memberi perhatian, terlebih dengan adanya ancaman Varian Omicron ini.
“Kasus Omicron umumnya mengeluhkan gejala Covid-19 ringan, menyerupai batuk dan pilek. Meski tidak khas, ada sejumlah tanda atau ciri-ciri pasien terkonfirmasi Omicron,” ujar Meserasi Ataupah.
Dikatakan Meserasi Ataupah, ternyata sekarang batuk merupakan entry point gejala Omicron, sedangkan dulu pasien Covid-19 varian Delta, 80 persen demam, ini gejala terbanyak pasien Omicron batuk kering.
“Jika keluhan pasien Delta nomor satu adalah demam, pasien Omicron yang mengeluhkan gejala Covid-19 ini hanya 18 persen,” tambahnya.
Meserasi Ataupah menegaskan, dcara yang efektif untuk meminimalisir gejala atau memperkuat daya tahan tubuh terhadap infeksi covid-19 yakni dengan vaksinasi yang lengkap
“Vaksinasi sebagai upaya meminimalisir penyebaran Covid-19, maka yang sudah vaksinasi kedua, bisa lanjutkan ke vaksinasi ketiga,” harap Meserasi Ataupah.
Menurut Meserasi Ataupah, kalau sudah vaksin sampai dosis kedua, kalau kena Covid-19, 80- 90 Persen tidak bergejala. Terlebih kalau sudah vaksin dosis ketiga. (iir).
