Potret PDI P di Usia Menjelang Lima Dekade

by
Logo HUT Ke-49 PDI Perjuangan.

Oleh: Andoes Simbolon (Wartawan Senior beritabuana.co)

TEMA yang dipilih PDI Perjuangan dalam memperingati usianya ke 49 tahun ini sungguh inspiratif. ‘Bangunlah Jiwa dan Badannya untuk Indonesia Raya’. Membangun jiwa dan badan untuk Indonesia, bukan untuk siapa-siapa, bukan untuk si anu, bukan untuk si polan, tetapi untuk Indonesia. Tema ini sepertinya mengambil penggalan dari lagu kebangsaan kita, ‘Indonesia Raya’ karya Wage Rudolf Soepratman yang berkumandang pertama kali pada tahun 1928 saat diadakan Kongres Pemuda II di Jakarta. Lagu kebangsaan yang menginspirasi para tokoh pemuda untuk memerdekakan Indonesia dari kolonialisme.

Saya pikir tak perlu dibahas lagi secara detail apa artinya ‘bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya’, karena dalam berbagai literatur, para ahli sudah banyak membahasnya. Satu hal yang pasti, PDI Perjuangan pastinya punya alasan dan pertimbangan hingga memilih tema ‘Bangunlah Jiwa dan Badannya untuk Indonesia Raya’ sebagai tema peringatan HUT nya yang ke 49 ini, di usia yang semakin dewasa, di usia yang memasuki 5 dekade. Jadi, tema ini sengaja dipilih karena bermakna ideologi dan filosofis. Sudah pasti, jiwa dan badan tersebut harus sehat, baik jasmani maupun rohaninya. Kita yakin, hanya di badan dan jiwa yang sehat lah Indonesia Raya bisa dibangun. Mustahil pada jiwa dan badan yang sakit bisa membangun Indonesia yang begitu luas dan dihuni beragam kebudayaan, suku dan agama.

Seperti diketahui, PDI Perjuangan menetapkan hari kelahirannya pada tanggal 10 Januari 1973, dimana pada saat itu lima partai politik, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Katolik, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) dan Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba) melebur ke dalam satu wadah dan resmi namanya menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Partai ini selalu memperingati hari kelahirannya setiap tanggal 10 Januari. Partai ini adalah perpaduan eks partai beraliran kebangsaan dan eks beraliran keagamaan. Tetapi seiring perjalanan waktu dan dinamika yang berkembang, PDI berubah nama menjadi PDI Perjuangan yang dideklarasikan di awal tahun 1999, tepatnya ketika Indonesia mau menyelenggarakan pemilu pertama di era reformasi.

Perlu juga diketahui, ketika resmi menjadi PDI Perjuangan, unsur-unsur di dalamnya sudah tidak berlaku lagi, hilang dan dihilangkan. Unsur ini seringkali menjadi hambatan dalam pengelolaan partai sehingga sulit mencapai kemajuan. Dilain pihak, partai ini menjadi partai terbuka yang tidak membedakan suku, golongan dan agama apa pun, dan memantapkan dirinya sebagai partai berazaskan ideologi Pancasila 1 Juni 1945.

Jika menghitung sedikit mundur ke belakang, sejak tahun 1999, bisa dikatakan, perjalanan PDI Perjuangan mengalami pasang surut dan jatuh bangun. Pernah menjadi pemenang pemilu yang berada dalam pemerintahan, kemudian kalah dalam pemilu, lalu mengambil posisi di luar pemerintahan. Namun, kemenangan kembali di raih dalam dua kali pemilu, yakni pemilu 2014 dan 2019. Sebuah prestasi yang luar biasa, karena akhirnya partai ini berhasil meraih kursi terbanyak di parlemen pada pemilu legislatif, meraih kemenangan pada pilpres dengan mengantarkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden RI. Tak hanya di DPR RI, kemenangan partai ini pun tersebar di sejumlah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang ditandai dengan perolehan kursi paling banyak di DPRD tingkat provinsi maupun di DPRD tingkat Kabupaten/Kota. Tak hanya menguasai kursi di DPRD, dalam berapa kali pemilu kepala daerah pun, PDI Perjuangan berhasil mengantarkan kadernya menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Pendek kata, PDI Perjuangan memimpin pemerintahan di sejumlah daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Suatu pencapaian kinerja yang patut diacungi jempol karena bisa meraih kekuasaan ditingkat lokal.

Satu hal yang patut diapresiasi adalah getolnya partai ini melakukan pelatihan-pelatihan di semua tingkatan. Bisa dikatakan, PDI Perjuangan punya agenda rutin mengadakan kursus-kursus kader secara berjenjang yang tujuannya tidak lain untuk memantapkan seluruh anggotanya supaya siap menjadi kader partai untuk ditugaskan ke lahan pengabdian, baik legislatif, eksekutif maupun pengabdian di lahan lainnya.

Tak hanya itu, seleksi yang dilakukan oleh PDI Perjuangan untuk menjadi calon anggota legislatif (caleg) pun semakin ketat. Seleksi yang berbobot, ada sejumlah persyaratan dan setelah lulus test, baru bisa meraih tiket caleg di semua tingkatan. Hanya mereka yang benar-benar memenuhi persyaratan lah yang bisa diajukan sebagai caleg untuk diikutkan dalam pemilu legislatif.

Bahkan, setelah mereka menjadi anggota DPRD, pimpinan PDI Perjuangan masih terus mendidik mereka dengan pelatihan-pelatihan ke DPRD an. Pimpinan PDI Perjuangan menginginkan kadernya yang ada di DPRD benar-benar berkualitas menjalankan tugas-tugasnya, dan secara politis tegak lurus dengan nafas dan roh kerakyatan serta tidak berperilaku koruptif.

Tak hanya itu, PDI Perjuangan pun sudah memiliki sebuah sekolah partai, yang sengaja didirikan untuk mendidik kadernya sebagai calon pemimpin di daerah. Siapa yang mau menjadi Gubernur, Wakil Gubernur, menjadi Bupati, Wakil Bupati hingga menjadi calon Wali Kota dan calon Wakil Wali Kota, disekolahkan dulu oleh PDI Perjuangan. Kelak bila mereka terpilih, maka harus siap menjadi pemimpin yang amanah, pro rakyat, pemimpin yang mengutamakan kepentingan rakyat, bukan mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompoknya apalagi sampai menyalahgunakan kekuasaan itu sendiri.

Hebat bukan? Bukan kah ini sebuah pencapaian yang luar biasa? Seperti namanya sekolah partai, tentu saja para pesertanya atau anak didiknya dididik serta digembleng untuk menjadi kader terbaik partai dan siap dimajukan dalam kontestasi politik pilkada. Mereka di didik menjadi pemimpin yang menyatu dengan rakyat seperti PDI Perjuangan yang selalu mengklaim sebagai partai politik yang mengakar dan tumbuh dari rakyat.

PDI Perjuangan pun patut berbangga karena telah memiliki kantor pusat partai (DPP) yang megah atau mentereng di kawasan elit Jakarta. Selain di pusat, PDI Perjuangan juga telah memiliki kantor-kantor partai di daerah dengan milik sendiri. Kantor partai di tingkat provinsi(DPD) dan di tingkat Kabupaten/Kota (DPC), bisa berdiri karena dibangun atas semangat gotong royong. Keberadaan partai ini tentu saja sangat penting dalam mengelola manajemen kepartaian termasuk untuk mencapai cita-cita perjuangan PDI Perjuangan itu sendiri.

Secara kelembagaan dan keorganisasian, PDI Perjuangan pun sudah memiliki pengurus sampai ke tingkat kecamatan dan kelurahan. Tentu kemajuan dalam keorganisasian ini patut diapresiasi, karena dengan demikian, partai ini tumbuh dan berkembang menjadi sebuah kekuatan politik yang besar. Pengelolaan dan manajemen ke partai an pun semakin modern dan profesional.

Sebagai sebuah partai politik, tentu saja PDI Perjuangan mengemban tugas yang tidak ringan. Apalagi sebagai partai pemenang pemilu, partai yang pemerintahan ini dipimpin oleh presiden dari PDI Perjuangan (the ruling party), partai dimana lembaga DPR RI dipimpin oleh kader partainya sendiri, memiliki tugas berat seperti saat ini, dimana Indonesia sedang menghadapi musibah penyakit menular yakni virus Corona (Covid-19). Ini hanya satu dari sekian banyak permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia, dimana pemerintah merumuskan kebijakan, menyusun program dan langkah strategis menanggulangi Covid-19. Selama dua tahun ini, seperti apa PDI Perjuangan membantu pemerintah mengatasi virus ini? Sebuah refleksi di hari ulang tahunnya hari ini, karena faktanya, virus ini masih ada dan mengancam kita, sehingga masih perlu kerja keras melenyapkan virusnya.

Tak perlu berdebat dan diperdebatkan, seluruh elemen PDI Perjuangan mesti berada di bagian terdepan membantu pemerintah mengatasi Covid-19 yang telah menjadi pandemi global. Selain menyampaikan gagasan, mereka pun harus melakukan action, sehingga penyebarannya bisa diminimalisir, supaya jumlah korban terpapar virus tidak bertambah . Sudah tak terhitung anggaran yang dihabiskan untuk mengatasi virus ini, begitu juga anggaran yang dikeluarkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkannya.

Sungguh, memang banyak sekali pekerjaan rumah pemerintah pimpinan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin ini. Disini lah peran strategis PDI Perjuangan dibutuhkan. Lewat HUT ke 49 ini, partai ini harus bisa meneguhkan posisinya sebagai partai pemenang pemilu, partai yang sedang berkuasa, yang berkomitmen menjaga persatuan dan kesatuan serta berupaya meningkatkan perbaikan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya. Kekuasaan politik yang sedang ada dalam genggaman itu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk mewujudkan cita-cita PDI Perjuangan. Karenanya, tema yang dipilih PDI Perjuangan tidak berlebihan, bahkan relevan bila mencermati problematika yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Sehingga, ‘Bangunlah Jiwa dan Badannya untuk Indonesia Raya’. tak hanya retorika politik atau hanya isapan jempol belaka. Tema ini sekaligus bisa menginspirasi PDI P menjalankan tugas konstitusionalnya lebih optimal.
Dirgahayu ke 49 PDI Perjuangan. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *