Rumput Laut NTT Komoditas Unggulan Ekspor

by
Petani rumput laut di Desa Loborai, Kecamatan Sabu Timur saat melakukan penjemuran hasil panennya

BERITABUANA.CO, KUPANG – Potensi perikanan rumput laut yang dimiliki Provinsi NTT, merupakan komoditas unggulan ekspor yang digenjot produktivitasnya. Yang mana selama tahun 2021 ini, mencapai USD236 juta.

Hal ini juga diperkuat Mentri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Trenggono saat melakukan kunjungan kerja di Provinsi NTT beberapa waktu lalu.

“Rumput laut termasuk dalam program terobosan KKP periode 2021-2024, bersama dengan udang, lobster dan kepiting,” tegas Trenggono.

Untuk itu KKP sangat mendukung penuh dan siap untuk bergerak bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT dalam meningkatkan produktivitas rumput laut.
Kondisi alam di wilayah NTT sangat cocok untuk pengembangan budidaya rumput laut. Mulai dari penyediaan kebun bibit, sampai dengan budidaya dan penjemurannya, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Disamping itu, di dukung dengan perikanan budidaya air tawar seperti lele dan nila, untuk mendukung ketahanan pangan. Sehingga harus benar-benar di rencanakan pengembangannya, dan menjadikan NTT salah satu sentra rumput laut nasional dan dapat mendukung ketahanan pangan dan gizi masyarakatnya.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT mencatat volume produksi rumput laut di provinsi berbasiskan kepulauan ini, hingga saat ini mencapai sebesar 2,4 juta per tahun, sementara produksi secara nasional mencapai 12 juta ton per tahun. Sehingga komoditi rumput laut di NTT sangat potensial untuk dikembangkan, dalam rangka mempercepat peningkatan ekonomi masyarakat di daerah setempat.

Rumput laut di NTT, adalah ekspor nomor dua di Indonesia sehingga merupakan sektor usaha yang sangat potensial untuk dikembangkan.

Potensinya cukup besar, apalagi ditopang dengan wilayah kepulauan dengan garis pantai yang demikian panjang.

Untuk itu, Pemprov NTT mendorong terus melakukan upaya intensifikasi pengembangan rumput laut untuk meningkatkan kapasitas produksi, selain itu para pelaku usaha juga diharapkan bisa masuk berinvestasi di sektor ini.

Kawasan usaha budidaya rumput laut di NTT tersebar di Kabupaten Kupang, Sumba Timur, Alor, Rote Ndao, Sabu Raijua, dan Lembata.

Potensi lahan budidaya rumput laut di Provinsi NTT sangat luas, yakni mencapai 15.141,73 Ha dan jumlah pembudidaya telah mencapai 64.095 orang yang tersebar di 21 kabupaten. Sejak ditetapkan pada tahun 2010 sebagai Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya, produksi rumput laut basah di NTT terus meningkat. Kondisi curah hujan, sinar matahari yang kuat, dan sebagian pantai yang berkarang mendukung budidaya rumput laut di daerah ini menghasilkan produktivitas yang tinggi.

Meski demikian, berdasarkan hasil studi yang dilakukan pihaknya pada sejumlah daerah potensial seperti Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, mendapati bahwa bibit-bibit rumput laut perlu dilakukan pembibitan ulang.

Bibit-bibit rumput laut di daerah potensial ini sudah berusia 10 tahun, sehingga perlu adanya pembibitan ulang sehingga produktivitasnnya tidak menurun.

Dukungan perbankan dalam mendorong pengembangan rumput laut, dengan membiayai kredit usaha, untuk itu perlu dipersiapkan secara baik sumber daya manusia para petaninya. (*/iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *