RS Premier Bintaro Gelar Edukasi Gangguan Tulang Belakang untuk Awam

by
Tiga narasumber pada kegiatan Talk to the Expert, digelar Spine Center RS Premier Bintaro yaitu dr. Omar Luthfi, Sp.OT, dr. Ajiantoro, Sp.OT dan dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K-Spine).

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Gangguan tulang belakang atau popular disebut saraf terjepit harus ditangani dengan cara benar. Penanganan salah tidak hanya akan membuat rasa sakit berkepanjangan, tetapi juga dapat menurunkan produktivitas seseorang.

“Karena itu, gangguan saraf tidak boleh diabaikan,” kata CEO RS Premier Bintaro Dr Martha ML Siahaan, MARS pada acara Talk to the Expert yang digelar secara virtual, Ahad (29/8/2021).

Spine Center RS Premier Bintaro berdiri 14 tahun lalu, menurut Dr Martha memiliki teknologi canggih untuk penanganan gangguan tulang belakang. Unit layanan ini didukung tenaga ahli mumpuni yang memberikan pelayanan optimal.

“Kami rutin menggelar edukasi terkait gangguan tulang belakang melalui media sosial dan kegiatan lainnya. Tujuannya agar masyarakat lebih paham apa gejala gangguan tulang belakang dan apa  harus dilakukan ketika mengalami gangguan tulang belakang,” katanya.

Pada tingkat keparahan tertentu, gangguan tulang belakang harus diatasi dengan tindakan operatif. Saat ini tindakan pembedahan minimal invasif, metode terkini mengatasi masalah pada tulang belakang.

Talk to the Expert dari Spine Center RS Premier Bintaro kali ini menghadirkan tiga pembicara yakni dr. Omar Luthfi, Sp.OT, dr. Ajiantoro, Sp.OT dan dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K-Spine). 

Ketiga narasumber membahas mengenai beberapa jenis tindakan penangan terkini gangguan tulang belakang seperti teknik endoscopy, bedah minimal invasif, dan pain management.

Dalam paparannya, dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K-Spine) menjelaskan spectrum tulang belakang sangat bervariasi, tetapi paling banyak datang ke ortopedi, sakit pinggang  disertai gejala nyeri mulai dari paha, menjalar hingga tungkai. Ada pasien mengalami sakit tulang belakang di bagian leher dan nyeri di bagian lengan.

“Awalnya pasien sakit pinggang, kemudian ada kesemutan, rasa tertarik seperti ada benang yang menarik di dalam, di bagian bokong pasien. Pada pasien dengan gejala berat, ditemukan keluhan kelemahan fungsi organ lain seperti lutut dan pergelangan tangan, bahkan ada yang kehilangan rasa,” katanya.

Untuk mengobati sakit tulang belakang ini, dokter dapat melakukan terapi mulai dari pemberian obat-obatan, vitamin hingga melakukan tindakan operasi.  Terapi itu berdasarkan hasil diagnosis dan tingkat keparahan gangguan tulang belakang.

dr. Ajiantoro, Sp.OT. mengatakan, diagnosis jadi kata kunci penanganan gangguan tulang belakang. “Sekitar 70 sampai 80 persen pasien pernah mengalami nyeri punggung atau leher. Karena itu pain manajemen sangat penting karena struktur tulang belakang itu sangat beragam mulai dari ligament hingga syaraf,” tuturnya.

Pain manajemen bisa dilakukan dengan diagnosis sudah berapa lama keluhan terjadi, seberapa sering muncul, dan lainnya. Kemudian untuk memperkuat hasil diagnosis, dokter melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lain misalnya  X Ray, pemeriksaan lab dan lainnya.

Untuk menangani pasien tulang belakang, tim dokter menurut dr. Omar Luthfi, Sp.OT, dapat memberikan obat-obatan seperti obat anti nyeri, anti inflamasi, rekalsan otot dan vitamin neurotropic untuk memberikan nutrisi pada saraf. 

Pada kasus sudah parah dimana obat-obatan tidak memberikan banyak perubahan, tindakan operasi dapat menjadi pilihan pasien. Meski namanya operasi, dr Omar mengingatkan saat ini ada metode operasi minimal invasive  mengatasi gangguan tulang belakang.  Metode minimal invasive memiliki banyak kelebihan dibanding tindakan operasi konvensional.

 “Metode ini minim sayatan, hanya sekitar 8 mm hingga 1 cm saja. Sehingga operasi bisa dilakukan cepat dan pasien bisa pulang hari itu juga,” jelasnya.

Untuk memutuskan apakah pasien gangguan tulang punggung perlu dioperasi atau tidak, tim dokter memutuskan berdasarkan hasil diagnosis bersama pemeriksaan penunjang lainnya. (Efp)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *