Jurnalis Praktisi Pendidikan, Suradi, MSi Terbitkan Memoar Menjadi Guru SMA 8 Jakarta

by
Buku Memoar Jadi Guru SMA 8.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wartawan senior yang pernah menjadi guru selama lebih 10 tahun, Suradi, MSi telah menerbitkan sebuah memoar tentang pengalamannya mengajar dan mendidik di sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) terkemuka di Ibu Kota yakni SMAN 8 Jakarta. Buku yang diberi pengantar oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang juga alumni SMA 8 Jakarta, berjudul “Bangga Menjadi Guru SMA 8 Jakarta: Sebuah Memoar” terbitan Penerbit Diomedia, Solo, Juni 2021.

Karya Suradi ini boleh dibilang unik dan sangat lengkap menceritakan sekolahnya tempat mengajar, sekaligus tempat penulis menuntut ilmu saat SMA. Artinya, Suradi sekolah di SMA 8 Jakarta dan kemudian mengajar juga di situ.

Keunikan ini ditambah dengan dua anak Suradi yang kemudian menjadi siswa di SMA 8. Dengan demikian, penulis juga sebagai orang tua di sekolah yang mampu mempertahankan prestasi akademis selama lebih 30 tahun.

Perjalanan panjang Suradi di SMA yang terletak di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan itulah yang diceritakan dengan runtut, dan enak dibaca. Untuk memberi perspektif historis, di bagian pertama penulis mengulas panjang sejarah SMA yang kerap dilanda banjir saat musim hujan ini.

Pembaca diajak menyelami institusi sekolah dengan dilengkapi dokumen foto, lalu masuk ke cerita bagaimana penulis mulai menjadi siswa, menjadi guru, orang tua murid, dan sampai saat ini masih aktif sebagai anggota komite sekolah. Dengan demikian, memoar ini memang kisah perjalanan penulis yang utuh di SMA 8 Jakarta.

Bagian yang sangat sentral dan menjadi salah satu kekuatan buku ini adalah kisah Suradi sebagai guru sejarah dan PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) yang diulas di bab 3 dengan judul ‘Menjadi Guru SMA 8 – Terapkan Inovasi Pembelajaran’. Penulis menceritakan bagaimana terobosan dan inovasi yang dilakukannya dalam proses belajar mengajar, agar siswa tidak bosan, bahkan berubah menjadi senang.

Dalam Bab 3 itu juga diungkap bagaimana Suradi sebagai guru sejarah dan PSPB berusaha mengungkapkan banyak hal yang terungkap dalam pelajaran, tapi berkaitan erat dengan sejarah. Ditambah perjalanan ke Museum, dan ke Arsip Nasional sebagai bagian dari inovasinya. Alhasil, pelajaran yang semula dianggap ‘membosankan’ berubah menjadi menyenangkan.

Bagaimana inovasi dan terobosan pembelajaran sejarah dan PSPB yang berbuah menyenangkan, dapat dibaca dari testimonya yang ditulis 15 murid-murid penulis dari berbagai angkatan yang kini sudah ‘menjadi orang’. Mereka semuanya masih ingat betul bagaimana sang guru, Suradi mengajar mereka saat SMA.

Ingin Ubah Persepsi Siswa

Kekuatan buku ini juga terletak pada pengantar yang menarik yang ditulis oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya. Cukup panjang Menteri Siti menjelaskan bagaimana hubungannya dengan penulis dan memorinya dengan sekolah tercinta, SMA 8 Jakarta.

Menurut Siti Nurbaya, penulis memoar ini (Suradi), bukan siapa-siapa. Dia ‘orang biasa’ yang punya cita-cita besar mengubah persepsi siswa, bagaimana pelajaran sejarah itu membosankan menjadi sebaliknya, menyenangkan dan penting.

Menteri Siti Nurbaya melanjutkan, meski beliau bisa dikatakan sebagai ‘orang biasa’, saya menilai, sosok seorang guru seperti Suradi ini sangat besar perannya dalam menumbuhkan semangat belajar di kalangan anak didiknya, di SMA Negeri 8 Jakarta. Pada saat bersamaan dia membangun pemahaman para siswa bahwa para pejuang, founding fathers, dan mereka yang berjasa bagi Republik ini, telah mewariskan tradisi intelektual dan keberanian dalam melawan setiap penjajahan asing.

“Saya sendiri memiliki kenangan berkesan selama bersekolah di SMA Negeri 8 Jakarta. Kami sebanyak 8 bersaudara dalam satu rumah, semua bersekolah di SMA Negeri 8. Selama di sekolah, saya juga aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler. Saya punya jadwal mingguan untuk latihan renang, basket, dan senam. Pada kegiatan basket yang saya tekuni sejak masih di SMP, saya kemudian sempat menjadi wasit bila ada pertandingan. Saya juga menjadi juri lomba menyanyi grup folk song,” ungkap Menteri Siti dalam pengantar buku ini.

Pada organisasi OSIS SMA Negeri 8, lanjut menteri Siti, dirinya pun aktif sebagai Sekretaris OSIS saat Ketua OSIS kami dijabat oleh Budiman Sadli, teman sekolah sejak masih di SMP, yang pada karir puncak beliau, menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD.

Pujian atas memoar yang ditulis Suradi dikemukakan juga oleh dra. Rita Hastuti, M.Pd, Kepala Sekolah SMAN 8 Jakarta. Rita mengatakan, menjadi guru-apapun bidang pelajarannya, sangat membanggakan.

“Penulis buku ini, Pak Suradi, membuktikannya. Bahkan jejak langkah, pola pengajaran, dan bagaimana tanggungjawabnya terhadap anak didiknya, masih diingat dengan detil oleh para muridnya, meski sudah 30 tahun lalu,” bebernya.

Buku memoar guru ini, menurut Rita, salah satu yang terbaik yang pernah saya baca. Mengapa? Suradi punya pengalaman panjang dengan sekolah SMA 8 ini dan dituangkan mendalam secara detil dan dengan bahasa jurnalistik yang enak dibaca dan mengalir.

“Inilah pengalaman langka seorang guru yang juga jurnalis, dan penulis buku,” papar Rita Hastuti dalam sambutannya.

Jadi, buku karya Suradi ini memang perlu dibaca mengingat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sangat berguna bagi orang tua, siswa, guru, dan masyarakat umum. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *