BERITABUANA.CO, KUPANG – Hari Trisuci Waisak 2565 tahun ini, Sanghanayaka Sangha Theravada Indonesia (STI) mengingatkan pentingnya keluhuran bangsa dengan dasar cinta kasih sebagai pedoman hidup bermasyarakat yang memiliki budi pekerti luhur.
“Dengan mengusung tema Cinta Kasih Membangun Keluhuran Bangsa, kemvali kami ingatkan pentingnya cinta kasih,” tegas Ketua Umum STI, YM Bhikkhu Sri Subhapanno Mahathera di Kupang, Selasa (25/5/2021).
Bhikkhu Sri Subhapanno mengatakan, bangsa yang luhur tercermin pada perilaku masyarakat yang memiliki budi pekerti luhur. Pasalnya, bangsa Indonesia sejak dulu kala, dikenal akan keramahtamahannya sebagai bangsa yang menjunjung tinggi keluhuran.
“Keluhuran bangsa Indonesia telah ada sejak dulu, terbukti pada keagungan Candi Borobudur yang dibangun sekitar abad kedelapan masehi dan menjadi saksi sejarah keluhuran bangsa Indonesia di masa itu,” ungkapnya.
Nasihat-nasihat luhur, sebut Bhikkhu Sri Subhapanno, seperti ajaran cinta kasih dan kasih sayang, dapat dilihat di relief-relief candi. Namun sayangnya, dewasa ini keluhuran bangsa tercoreng dengan semakin menurunnya kepedulian, keramahan, sikap hormat, serta gotong-royong yang menjadi ciri masyarakat luhur.
“Hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya angka kejahatan, ujaran kebencian, permusuhan, dan intoleransi yang menyebabkan lemahnya persatuan dan kesatuan bangsa,” beber Bhikkhu Sri Subhapanno.
Menurut Bhikkhu Sri Subhapanno, permasalahan bangsa juga diperumit, dengan adanya krisis kepercayaan dan kurangnya rasa hormat kepada pemerintah. Kerap kali hal itu memicu tindakan provokasi yang berdampak pada keresahan dan kegaduhan di tengah masyarakat.
“Pandemi Covid-19 menjadi permasalahan baru dewasa ini, yang menimbulkan dampak pada terganggunya beberapa sektor kehidupan, seperti kondisi ekonomi, sosial, dan budaya,” jelas Bhikkhu Sri Subhapanno.
Meskipun demikian, tambahnya, hendaknya masyarakat Indonesia tetap memiliki sikap optimistis dan semangat untuk membangun kembali keluhuran dan kemajuan bangsa.
Ia kembali menekankan, peringatan Trisuci Waisak mengingatkan kembali pada kemuliaan Guru Agung Buddha dan pesan-pesan luhur-Nya.
Dalam Mahaparinibbana Sutta misalnya, Buddha menyampaikan pesan terakhir-Nya, “Vayadhamma sankhara, appamadena sampadethati” yang jika diterjemahkan berarti “Segala sesuatu yang muncul dari perpaduan faktor pembentuk, sewajarnya mengalami kehancuran. Sempurnakanlah tugas kalian dengan tanpa lengah”. (iir)