Catatan 100 Hari Kinerja Kapolri: Sinergi Menuju Transformasi Polri Presisi

by
Ketua KMI, Edi Homaidi.

Oleh: Edi Homaidi (Ketua Umum Kaukus Muda Indonesia (KMI)

TEPAT pada Hari Sabtu kemari, 8 Mei 2021, Komjen Polisi Listyo Sigit Prabowo genap 100 hari menjabat sebagai Kapolri. Pelbagai pihak mengapresiasi seratus hari kinerja Jenderal Pol Listyo Sigit sebagai Tri Brata 1 (TB 1), sebutan internal untuk jabatan Kapolri. Pasalnya, semangat perubahan dan terobosan serta inovasi kebijakan yang dilakukan Jenderal Sigit dinilai berhasil. Indikator dari capaian keberhasilan tersebut antara lain modernisasi sistem pelayanan publik, Virtual Police yaitu terkait penegakan hukum UU ITE lebih proporsional serta program digitalisasi layanan berbasis elektronik.

Tak hanya itu, mantan Kabareskrim tersebut juga meluncurkan program SINAR, yaitu digitalisasi pelayanan berbasis elektronik dimana masyarakat akan dipermudah ketika memperpanjang Surat Ijin Mengemudi (SIM) karena dilakukan secara online. Tentu program ini jauh lebih efektif karena dilakukan secara transparan dan akuntabel, sebab dengan digitalisasi maka tak ada lagi aparat Kepolisian yang melakukan penilangan, dan hal ini bisa menimbulkan efek jera agar tertib dan taat terhadap aturan.

Pelbagai inovasi kebijakan dan terobosan yang dilakukan Komjen Listyo Sigit dalam 100 hari kerja sejak menjabat Kapolri sejauh ini memang nampak betul keberhasilannya. Dengan memanfaatkan tekhnologi berbasis digital, pelayanan publik dilakukan secara transparan. Tujuannya untuk mempermudah masyarakat dalam mendapatkan hak-haknya sehingga bisa mempercepat terwujudnya transformasi Polri Presisi. Demikian juga dalam konteks pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan pengarus-utamaan moderasi beragama untuk memperkokoh dan menjaga integrasi Indonesia dari pelbagai bentuk ancaman ideologi transanasional yaitu ekstremisme, radikalisme dan terorisme.

Mengembalikan Marwah Polri

Di akui atau tidak, institusi Kepolisian kerapkali dipersepsikan sebagai institusi yang “paradoks”. Stigma negatif itu melekat pada Korps Bhayangkara disebabkan perilaku beberapa oknum yang tidak bertanggungjawab. Akibatnya citra dan ‘marwah’ institusi Polri seolah “buruk rupa” di mata publik. Karena itu, di tengah membuncahnya skeptisme publik atas institusi Polri, terpilihnya Komjen Listyo Sigit diharapkan dapat menyinari dan dapat mengembalikan “marwah” Korps Bhayangkara sebagai institusi yang mengayomi masyarakat.

Berbekal pengalaman, rekam jejak, track record, reputasi, dan jam terbang, serta reputasi yang baik, ‘bintang terang’ asal Ambon Maluku itu tak dapat diragukan lagi menahkodai Korps Bhayangkara. Selain memiliki leadership dan talenta kepemimpinan yang baik, Jenderal Sigit memang dikenal sebagai pribadi yang jujur, sederhana, tegas dalam memimpin, kalem, serta santun dalam berkomunikasi. Maka tak heran bila dalam seratus hari kerja, Jenderal Listyo Sigit berhasil melakukan reformasi di internal Polri dengan melakukan modernisasi sistem pelayanan berbasis digital. Selain proses penegakan hukum yang jauh lebih humanis dan berkeadilan.

“Selain memiliki leadership dan talenta kepemimpinan yang baik, Jenderal Sigit memang dikenal sebagai pribadi yang jujur, sederhana, tegas dalam memimpin, kalem, serta santun dalam berkomunikasi. Maka tak heran bila dalam seratus hari kerja, Jenderal Listyo Sigit berhasil melakukan reformasi di internal Polri dengan melakukan modernisasi sistem pelayanan berbasis digital. Selain proses penegakan hukum yang jauh lebih humanis dan berkeadilan.”

Meski dalam seratus hari kerja, namun tampak betul prestasi mantan Kabareskrim itu. Indikatornya adalah terjadi peningkatan kepuasan masyarakat terhadap institusi Polri sehingga banyak diapresiasi publik. Hasil survei nasional IPS (Indonesian Presidential Studies) menunjukan trend positif, yaitu adanya peningkatan kepuasan publik yang cukup tinggi. Tak tanggung publik menghadiahkan angka 76.5% terhadap kinerja Kapolri jenderal Listyo Sigit. Tentu kepuasan publik tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor dan variabel penting.

Tetapi pada intinya, dengan memotret kinerja dan keberhasilan Kapolri itu, semua elemen masyarakat mendukung dan mengapresiasi terobosan Komjen Listyo Sigit karena menjanjikan harapan baru dan angin segar bagi upaya reformasi penegakan hukum di Indonesia. Terdapat beberapa kebijakan Kapolri yang diapresiasi publik, misalnya soal pelibatan masyarakat dalam mengawasi serta mengontrol kinerja aparat penegak hukum. Kebijakan ini tentu kian meyakinkan publik bahwa Jenderal Sigit benar-benar menginginkan institusi Polri dapat bekerja secara profesional dan transparan sehingga tidak terkesan tajam ke bawah, tumpul ke atas. Tak cukup itu, Sigit juga membentuk Posko Presisi yang bertujuan untuk memantau dan mengukur kinerja jajaran kepolisian di tingkat Polda hingga Polsek dalam menjalankan program transformasi Polri, yakni Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan (Presisi).

Pada titik inilah, untuk mewujudkan institusi Polri yang inklusif dan profesional tentu dibutuhkan sinergi dengan semua komponen negara dalam rangka mewujudkan transformasi Polri Presisi. Apalagi dengan adanya aplikasi “Propam Presisi” sebagai pihak eksternal, publik dapat mengontrol dan mengawasi kinerja Polri. Jenderal Sigit menginginkan di era keterbukaan informasi yang melimpah sudah bukan saatnya menutup-nutupi pelbagai problem di internal Polri. Dengan begitu, maka akan diketahui sejauh mana persepsi dan pendapat publik terhadap institusi Polri. Bagi Jenderal Listyo Sigit, kebijakan ini dinilai efektif untuk mengetahui kekurangannya sehingga terus-menerus berbenah dan memperbaiki citranya untuk mencapai Polri yang moderen dan demokratis. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *