BERITABUANA.CO, JAKARTA–Beberapa hari ini isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju (KIM) bertiup kencang. Bahkan, terkait hal ini beredar sejumlah nama menteri yang layak diganti atau direposisi karena kinerjanya dinilai kurang optimal.
Sekjen Organisasi Pekerja Indonesia (OPSI) Timboel Siregar menyebutkan salah satunya adalah Menteri Ketenagakerjaan. Namun, saat ditanya figur yang pas untuk menjadi Menaker, ia mengaku susah untuk menjawab pasti.
“Ini pertanyaan yang susah dijawab Mas. Saya kira yang pas itu bukan dari partai politik. Jadi, bisa diambil dari akademisi. Namun demikian, saya kira Teten Masduki bisa dipilih jadi Menaker,” tutur Timboel, di Jakarta, Rabu (21/4/2021).
Sebelumnya ia menjelaskan, sektor ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor yang ikut mempengaruhi kondisi ekonomi bangsa ini. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas ditentukan oleh kehadiran investasi untuk membuka lapangan kerja sehingga dapat menurunkan tingkat pengangguran terbuka secara signifikan.
Untuk itu, ujar Timboel, reshuffle kabinet harus memberi efek positif sekaligus mengembalikan kepercayaan publik bagi terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang akuntabel, kredibel, dan berorientasi pada kepentingan publik. “Namun, semua tergantung Presiden Jokowi, karena bisa juga menterinya sosok lain,” tegasnya,
Jadi, lanjut Timboel, jika nanti dilakukan reshuffle, dibutuhkan figur/sosok menteri yang tidak hanya kompeten, tetapi juga inovatif, berani, dan mampu menciptakan terobosan-terobosan segar dalam kebijakan pemerintahan. Teten, menurutnya, merupakan sosok yang memiliki latarbrlakng itu karena pernah menjadi ketua divisi perburuhan di YLBHI.
“Kang Teten tahu tentang kondisi dan permasalahan perburuhan selama ini termasuk masalah pekerja migran Indonesia,” kata Timboel. Selain itu ia relatif berani melawan tindakan korup dan suap yang dilakoni pengusaha dan pejabat. “Kang Teten bahkan sudah punya relasi jejaring dengan SP/SB dan NGO perburuhan,” tandasnya.
Ditambahkan Timboel, dengan latar belakang sebagai MenkopUKM, Teten Masduki nantinya bisa mendorong pekerja yang ter-PHK menjadi entreprenur di sektor mikro kecil. (Ful)
