Pelaku Penembakan Brutal di Colorado Hingga 10 Orang Tewas Diancam 10 Tahun Penjara

by
ILUSTRASI

BERITABUANA. CO, COLORADO – Penembakan brutal di Colorado, Amerika Serikat (AS), adalah seorang pria bernama Ahmad Alissa (22). Demikian dikatakan Kepala Polisi Boulder Maris Herold dalam konferensi pers seperti dikutip dari AFP, Rabu (24/3/2021).

Dikatakannya, saat ini tersangka dirawat di rumah sakit dalam kondisi stabil. Dia sebelumnya ditembak dalam baku tembak dengan petugas menyusul serangan pada Senin (22/3/2021) sore, waktu setempat.

Polisi memberikan pasal ancaman hukuman terhadap tersangka 10 tahun penjara, sebagai pembunuhan tingkat pertama. Tersangka saat ini Sudah ditahan.

Polisi juga membacakan satu per satu nama dari 10 orang yang tewas dalam serangan yang dilakukan tersangka di Colorado. Mereka yaitu pria dan wanita berusia dari 20 hingga 65 tahun termasuk petugas kepolisian dan ayah dari tujuh anak.

Dalam kesempatan yang sama, Jaksa Wilayah Boulder Michael Dougherty bersumpah bahwa ‘nama pembunuh akan hidup dalam penghujatan’.

“Kami akan pastikan tersangka dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya kemarin,” katanya.

Polisi hingga saat ini belum mengungkap motif di balik insiden penembakan maut di Colorado itu. Petugas penjara Boulder menyebut tersangka cukup sehat untuk dibawa ke penjara. Media AS melaporkan senjata yang digunakan mirip senjata militer AR-15.

Sosok Ahmad Alissa

Alissa disebut merupakan pendudukan di pinggiran kota Denver, kota yang terletak di sebelah Boulder.

“Menjalani sebagian besar hidupnya di Amerika Serikat,” kata polisi.

Menurut media AS, mengutip akun Facebook terhapus yang tidak diverifikasi atas namanya, Alissa lahir di Suriah pada 1999 dan pindah ke Amerika Serikat pada 2002.

Pengguna akun tersebut menggambarkan dirinya sebagai penggemar seni bela diri dan gulat, bersama dengan postingan tentang Islam, kritik terhadap mantan presiden Donald Trump, dan beberapa pesan homofobia.

Kepada majalah online The Daily Beast, kakak Alissa, Ali, mengatakan dirinya sangat bersimpati terhadap para korban. Ali menggambarkan saudaranya sebagai ‘paranoid’ dan ‘anti-sosial’.

“Saat dia makan siang dengan saudara perempuan saya di sebuah restoran, dia berkata, ‘Orang-orang di tempat parkir, mereka mencari saya.’ Dia keluar, dan tidak ada siapa-siapa. Kami tidak tahu apa yang ada di kepalanya,” kata Ali (Ram)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *