Soal Kebijakan Sekolah Tatap Muka, Ketua MPR: Harus Dikaji Secara Matang

by
Ketua MPR RI,Bamsoet dalam Musyawarah Nasional ke-V Keluarga Besar Putra-Putri Polri (KBPP), di Jakarta, Senin (1/3/21). (Foto: Humas MPR)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Rencana pemerintah untuk membuka kembali kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah, pada Juli 2021 terus mendapat perhatian.

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), misalnya. Ia meminta agar kebijakan tersebut telah dikaji secara matang oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/Kemdikbud, bahwa kebijakan tersebut sudah melalui pertimbangan yang matang dan diharapkan selalu berkoordinasi dengan Satuan Tugas/Satgas penanganan Covid-19,” kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (10/3/2021).

“Mengingat apabila angka penyebaran covid-19 masih tinggi, sebaiknya sekolah ataupun universitas menunda melakukan pembelajaran secara tatap muka,” tambahnya.

Tidak hanya itu, kata Bamsoet, juga meminta pemerintah, Kemdikbud bersama Kementerian Kesehatan/Kemenkes, untuk memastikan terlebih dahulu para tenaga pengajar telah memenuhi persyaratan kesehatan yang ditetapkan dan telah menerima vaksin

“Sebelum kebijakan sekolah tatap muka dimulai terlebih dahulu memastikan guru, dosen, siswa, dan mahasiswa telah memenuhi persyaratan kesehatan yang ditetapkan dan sudah diberikan vaksin sebagai salah satu upaya menciptakan kekebalan tubuh terhadap virus corona,” papar dia.

“Sehingga dapat mengurangi ataupun mencegah dampak yang buruk apabila terpapar virus,” sebut politikus Golkar itu.

Bamsoet juga meminta pemerintah, memastikan sekolah dan universitas sudah memiliki sarana, prasarana, infrastruktur, kesiapan seluruh Sumber Daya Manusia/SDM terkait, dan Standard Operating Procedure/SOP terkait protokol kesehatan (Prokes).

“Meminta Kemdikbud memberikan pedoman atau arahan kepada orang tua, siswa, mahasiswa, guru, dan dosen sebagai bekal pengetahuan bagaimana menyikapi rencana sekolah tatap muka dimaksud, terutama bagi yang belum siap atau tidak bersedia melakukan pembelajaran secara tatap muka,”ujar Bamsoet mengingatkan.

“Sehingga proses kegiatan belajar-mengajar tetap dapat dilakukan secara maksimal sekalipun ada yang melakukannya secara daring maupun tatap muka,” pungkasnya. (Jal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *