Di Tengah Pandemi, PWNU Jakarta Ditantang Selamatkan UMKM Warga Nahdliyin

by

BERITABUANA.CO, JAKARTA-Pandemi Covid-19 meluluhlantakkan semua sektor kehidupan, tak terkecuali UMKM yang mayoritas menjadi topangan warga Nahdlatul Ulama (NU).

Karena itu Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta harus segera mengambil langkah cepat penyelamatan agar warga NU yang menjadikan UMKM sebagai gantungan hidup bisa tetap eksis.

Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC) terhadap usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) di Jabodetabek pada Juni 2020 menemukan bahwa 82,9% UMKM terpukul pandemi. Bahkan 56,8% di antaranya berada dalam kondisi buruk. Hanya 5,9% saja UMKM yang mampu memetik untung.

“Melihat kondisi tersebut, maka perlu strategi cepat dan tepat agar UMKM milik warga NU bisa bangkit kembali. Di sinilah peran PWNU Jakarta sangat ditunggu-tunggu umat,” kata Ketua GP Ansor, Periode 2001-2010, H Tatang Hidayat, di Jakarta, Senin (8/3/2021).

Masih dikatakan Tatang, kontribusi pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dari sektor UMKM cukup tinggi. Pasalnya, UMKM merupakan sektor padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja. “Dampak pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung setahun ini, sangat dirasakan. Dari data KIC terungkap bahwa hanya 5,9% saja UMKM yang mampu bertahan,” sebut dia.

Ditanya bagaimana seharusnya sikap PWNU Jakarta, Tatang berharap agar berbagai kebijakan dan stimulus dari pemerintah bisa dimanfaatkan dengan melibatkan para stakeholder. “Harusnya PWNU Jakarta bisa membukakan akses bagi UMKM-UMKM yang menjadi binaannya. Baik akses permodalan, jaringan dan bantuan teknis serta lain-lainnya,” ucapnya.

Kelompok-Kelompok usaha mikro, sambung mantan Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) ini, harus menjadi prioritas penerima stimulus. “Kita tahu, bahwa warga NU banyak bekerja pada sektor informal, seperti usaha budidaya ikan, misalnya Ikan Lele, Ikan Cupang, Ikan hias, tanaman hias dan lain-lainnya,” sebut Tatang.

Selain itu, lanjut Tatang, banyak juga yang membuka usaha kuliner, usaha Siomai, pedagang Nasi Goreng, usaha Pecel Lele, pedagang Martabak, sayur mayur, warung kopi dan lainnya. Tak ketinggalan pula, usaha Konveksi pakai jadi dan cinderamata. “Kelompok-kelompok usaha ini harus menjadi perhatian serius PWNU dalam jangka pendek,” tuturnya.

Stimulus-stimulus seperti Banpres Produktif sebesar Rp2,4 juta, kata Tatang, harusnya bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan nahdlyin melalui peran PWNU Jakarta.

Dalam jangka menengah dan panjang, lanjut H Tatang, pihaknya memiliki konsep akan mendigitalisasi UMKM millik nahdliyin, sehingga bisa memperluas jaringan. “Dukungan teknologi, sangat dibutuhkan agar UMKM lokal mampu menghadapi tantangan zaman yang makin berat,” pungkasnya. (Jal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *