Kudeta Parpol Sejak 2014, Bukti Rapuhnya Demokrasi di Negeri Ini

by
Partai Demokrast.
Teddy M Yamin.

Oleh: Teddy Mihelde Yamin*

PECAH belah lalu kuasai, begitulah kini yang terjadi di hampir semua partai politik (Parpol) di negeri ini. Tak terkecuali Partai Demokrat yang selama ini mengambil posisi di luar koalisi Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Jika melihat ke belakang, beberapa partai yang sebelumnya mengalami gonjang ganjing hingga mengalami kudeta partai politik, nampaknya tinggal selangkah lagi. Seandainya hasil KLB Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara ini disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), walaupun prosesnya disebutkan ‘abal-abal’, berarti tamat kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Demokrat masuk dalam genggaman penguasa.

Mudah dan simple betul. Begitu mudahnya partai politik diobrak-abrik dengan berbagai dalih sejak tahun 2014 di masa pemerintahan Jokowi. Golkar, PPP dan Berkarya sudah lebih dulu mengalami nasib yang sama.

Alangkah rapuhnya demokrasi di negeri ini, begitu sederhananya dijungkir balikkan oleh power dan penguasa. Jadi pantas saja, kalau banyak orang mati-matian untuk berkuasa di negeri ini.

Dari teori yang saya pahami, begitulah politik dimainkan, jika tak ada lagi ruang dan waktu untuk saling percaya pada jalan diskusi, saling menghargai, saling mempengaruhi atau saling menawarkan sebagai hakekat demokrasi dan berorganisasi. Akhirnya seni menggantikan posisi teman atau lawan politik itu dilakukan dengan menghalalkan segala cara, dari yang paling santun sesuai etika sampai yang paling barbar.

Tetapi dari peristiwa ini ada sesuatu yang paling menarik untuk disimak. Mengapa sejak Nusantara dulu hingga Republik sekarang ini, wilayah Sumatera dan Jawa, yang paling mudah diadu ? Kecuali Aceh yang tak mudah ditaklukkan. Jadi pantas kalau disebut istimewa, karena tak mudah diadu domba. Hahaha….. ***

* Penulis adalah Direktur Eksekutif Cikini Studi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *