KLHK dan Danone-AQUA Kelola Sampah dan Ekonomi Sirkular

by
Istimewa

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Danone-AQUA menggelar kunjungan secara virtual (virtual tour), Senin (2/3/2021).

Saat itu juga dilakukan penandatanganan kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta untuk pengembangan Bank Sampah Induk.

Berdasarkan data Sustainable Waste Indonesia (SWI), Bank Sampah berkontribusi dalam mengumpulkan 2,7% dari 0,421 juta sampah plastik paska konsumsi.

Bank Sampah juga berperan penting dalam tumbuhnya ekonomi sirkular dengan menyediakan sampah plastik terpilah dengan kualitas baik dan bersih, sekaligus sebagai bentuk edukasi masyarakat melakukan pemilahan sampah.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rosa Vivien Ratnawati menjelaskan, momen HPSN tema “Sampah Sebagai Bahan Baku Ekonomi di Masa Pandemi”, langkah penting menggerakkan kolaborasi Ekonomi Sirkular menuju Indonesia Bersih 2025.

Ia mengatakan,mencapai target strategis untuk mengurangi sampah 30% dan menangani sampah 70% pada 2025, Pemerintah tidak bisa sendiri.

“Keterlibatan Pemerintah Daerah, dunia usaha, LSM, komunitas, organisasi keagamaan, pelajar dan mahasiswa, organisasi perempuan, serta masyarakat luas sangatlah dibutuhkan,” katanya.

Maka dengan sinergitas pengelolaan sampah komprehensif dan terintegrasi dari hulu ke hilir, “Saya yakin, kita mampu membangun pengelolaan berkelanjutan guna mencapai target-target,” kata Rosa.

Rosa mengatakan, pihaknya melakukan virtual tour penerapan ekonomi sirkular dalam penarikan kembali dan daur ulang sampah kemasan plastik yang diprakarsai Direktorat Jenderal PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerja sama Danone-AQUA.

Dalam acara virtual ini, peserta diajak memahami proses pengelolaan sampah kemasan paska konsumsi secara detil, mulai dari pengumpulan dan pemilahan di skala rumah tangga atau masyarakat, kemudian proses di Bank Sampah Unit dan Bank Sampah Induk, yang selanjutnya diproses di Recyling Business Unit (RBU) suatu Unit Daur Ulang yang dikelola oleh Koperasi Pemulung Berdaya di Tangerang Selatan.

Botol-botol plastik bekas terkumpul di RBU, dipilah, dicuci dan dicacah menjadi cacahan plastik PET kemudian dibawa ke perusahaan daur ulang botol menjadi bahan baku botol baru, selain itu sebagian juga dibawa ke perusahaan tekstil menjadi bahan baku industri fashion.

Sedang Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, menambahkan, salah satunya fashion merek ternama dari Swedia mengambil dari bahan baku di Kepulauan Seribu.

RBU di Tangerang Selatan mendapatkan sumber botol plastik bekas dari wilayah DKI Jakarta, bersinergi dengan Bank Sampah Induk dikelola Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.

Karyanto menjelaskan, kerjasama Danone-AQUA dengan Bank Sampah Induk dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Danone-AQUA, perusahaan pertama di Indonesia bekerjasama dengan Bank Sampah Induk mengambil sampah kemasan plastik pasca konsumsi.

“Kemitraan ini menjadi sangat penting karena kami dapat memastikan pasokan bahan baku RPET premium secara berkelanjutan untuk mendukung ambisi pilar pengumpulan dan pilar inovasi.”

Selain itu, mereka terus mendukung kapasitas dan profitabilitas Bank Sampah Induk di Jakarta Barat, Selatan, Timur, Pusat, Utara, serta Kepulauan Seribu.

Kontribusi Bank Sampah dalam memasok botol PET kualitas premium ke RBU tercatat mencapai 218 ton dari total 1.381 ton sampah botol.

Menurutnya, pada akhirnya, kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi tersebut sehingga pertumbuhan Ekonomi Sirkular dapat tercipta secara berkesinambungan.”

Danone-AQUA menjadi pionir program daur ulang dan pengumpulan kemasan plastik bekas sejak 1993. Selain itu memastikan 70% bisnisnya sirkular.

Dari banyak sampah plastik dari lingkungan, bisa didaur ulang menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi.

“Kami berharap Ekonomi Sirkular kemasan plastik pada hari ini dapat menjadi aksi “Best Practice” dari pelaku usaha dalam mengumpulkan kembali sampah dihasilkan, melalui kolaborasi berbagai pihak,” kata Karyanto.

Peran aktif masyarakat, dan pemangku kepentingan mewujudkan Indonesia bersih dan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan”, kata Karyanto.(efp)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *