PB PARFI Kembangkan Kreatif Disabilitas di Bidang Perfilman

by
Alicia Djohar (Ketum PB PARFI) dan Gusti Randa (Sekum PB PARFI) diapit panitia workshop perfilman

PENGURUS Besar Persatuan Artis Film Indonesia (PB PARFI) menggelar kegiatan Workshop Inklusi Film Angkatan II. Kegiatan workshop untuk mewadahi dan menyalurkan bagi saudara kita yang menyandang disabilitas itu dibuka secara resmi oleh Edi Suwardi, dari Pokja Apresiasi dan Literasi, Direktorat Film, Musik, dan Media Baru, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Pada sambutannya di depan para peserta workshop, Edi Suwardi, mengatakan pemerintah memberi perhatian kepada seluruh anggota masyarakat tanpa terkecuali untuk ikut serta memajukan perfilman nasional.

“Kami selaku pemerintah berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti di sini, tetapi berkesinambungan, sehingga saudara saudara kita disabilitas ini menghadirkan karya karyanya yang bisa kita nikmati bersama,” jelas Edi Suwardi.

Ia menambahkan, bahwa pemerintah akan memfasilitasi setiap kegiatan yang memberikan dampak positif bagi perfilman, terutama bagi disabilitas dapat berprestasi di bidang perfilman.

Pembukaan workshop yang digelar di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI), Kuningan Jakarta, itu sendiri dihadiri oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum PB PARFI, Alicia Djohar dan Gusti Randa.

“Dalam hidup ini olahraga dan seni menyediakan wahana untuk maju bagi saudara kita disabilitas, dalam olahraga ada para olimpik dan di seni sangat luas, termasuk di bidang perfilman,” Gusti Randa.

“PARFI sangat mendukung dan akan membuka kan jalan bagi siapa pun untuk menekuni bidang akting. Ini sebuah terobosan yang bagus menurut saya,” tambaha bintang film dan sinetron ini.

Aktris senior Alicia Djohar, selaku Ketua PB PARFI merasa bangga dengan diselenggarakannya workshop perfilman bagi disabilitas. “Bagus sekali ya. Dan saya salut kepada mas Budi Sumarno yang berinisiasi gelar acara workshop ini. Bagaimana pun mereka, disabilitas itu punya hak yang sama dengan kita, dalam hal ini di bidang perfilman,” ujar wanita berdarah Sunda biasa disapa Ice.

Kegiatan Workshop Inklusi Film bertajuk Membangun Ruang Kreatif Bagi Disabilitas di Bidang Perfilman akan berlangsung selama empat hari di mulai 25 Februari. Workshop perfilman dengan peserta disabilitas ini meliputi bidang akting, editing, penulis skenario, penyutradaraan, manajemen produksi, make up, warddrobe, tata artistik dan tata kamera. Mereka akan diajarkan oleh beberapa sineas di antaranya Ismail Sofyan Sani, bidang penyutradaraan, dan Guntoro untuk akting.

Kegiatan yang digelar masa pandemik, menurut Ketua Yayasan PPHUI, Sonny Pudjisasono, merupakan semangat berkarya harus terus ditumbuhkan.”Karena kita tidak tahu sampai kapan pandemik Corona ini berakhir. Dengan terus berkarya kita lawan kondisi ini sampai nanti membaik,” ujar Sonny dalam sambutannya. Memberi semangat bagi peserta yang tampak antusias mengikuti workshop.

Inisiator workshop perfilman bagi disabilitas, Budi Sumarno, mengatakan digelarnya acara ini merupakan kelanjutan dari workshop sebelumnya.”Mereka sangat antusias sekali dengan acara ini, dan saya mencari dukungan di tengah pandemi ini agar acara ini bisa dijalankan. Alhamdulillah berkat dukungan berbagai pihak, PARFI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Yayasan PPHUI, saya bisa mewadahi potensi saudara kita disabilitas seperti sekarang ini,”ungkap Budi Sumarno, juga Ketua Komunitas Cinta Film Indonesia (KCFI). (KD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *