BERITABUANA.CO, JAKARTA – Setelah Pimpinan DPR RI menerima Surat Presiden (Surpres) tentang nama calon Kapolri periode ke depan dari perwakilan presiden dalam hal ini Mensesneg Supratikno, Komisi III DPR RI segera melaksanakan sejumlah langkah untuk memproses ajuan nama Komjen Listyo Sigit sebagai calon tunggal Kapolri pengganti Idaham Azis yang akan pensiun awal Februari.
Keputusan Komisi III DPR RI untuk melakukan fit and proper test atau uji kepatutam dam kelayakan calon Kapolri ini diambil usai rapat internal komisi yang dipimpin langsung Ketua Komisi III DPR RI, Herman Hery di Gedung DPR RI, Rabu (13/1/2021).
“Hari saya selaku Ketua Komisi III DPR memimpin rapat internal dengan kapoksi-kapoksi di Komisi III DPR,” kata Herman Hery.
Hasilnya, yang pertama, Komisi III DPR akan mengundang PPATK dan Kompolnas untuk melaksanakan rapat. Tujuan tersebut adalah untuk meminta masukan dari masyarakat.
Jadwal berikutnya, pada Senin depan, calon akan diundang ke DPR untuk membuat makalah.
“1-2 jam pembuatan makalah itu, lalu hari Selasa akan dilakukan fit and proper test,” ujarnya lagi.
Fit and proper test itu akan dimulai pukul 10.00 WIB dan kemungkinan akan selesai hingga pukul 16.30 WIB.
“Kami harapkan di hari Selasa itu, sore harinya sudah bisa Komisi III DPR rapat untuk membuat keputusan menolak atau menerima calon yang diajukan oleh presiden, itu kira-kira,” kata politisi PDI Perjuangan ini.
Lebih jauh, Herman Hery mengakui mayoritas fraksi di komisinya mengakui Sigit sebagai figur reformatif dan diharap bisa membawa pembaharuan di tubuh Kepolisian.
“Jenderal muda ini bisa menjadi seorang pimpinan polri yang negarawan, yang bisa mengakomodir semua pihak. Artinya semua angkatan di polri dengan sistem profesional dan bisa merangkul senior dan junior, memperatukan dan mensolidkan institusi polri, itu harapan kami,” ulas pria asal Kupang itu.
Dia juga mengatakan kalau sejauh ini mayoritas anggota komisi berharap betul kepada Listyo Sigit untuk melakukan terobosan-terobosan pembaharuan.
“Artinya mayoritas Komisi III DPR menerima dan berharap,” ucapnya.
Walau demikian, dia mengatakan soal menerima atau menolak Sigit akan sangat tergantung dari fit and proper test, serta uji makalah yang dibuat.
“Karena dalam fit and proper test akan kita lakukan secara profesional dan terbuka. Dan disitu publik bisa melihat apa yang dipertanyakan, apa yang menjadi komitmen, dan bagaimana jalannya fit and proper test tersebut. Lalu hasilnya nanti akan kita lihat sama-sama nanti, saya kira itu,” pungkas Herman Hery. (Asim)
