Teknologi Bukan Sebatas Aset Bangsa, Azis Syamsuddin: Jika Tidak Dijaga Maka Ideologi Sasarannya

by
Azis Syamsuddin bersama Puan Maharani.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Akselerasai transformasi digital di Indonesia tak terelekan. Bahkan di masa pandemi Covid-19, terjadi peningkatan yang signifikan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di kehidupan masyarakat.

Fakta ini, menurut Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/12/2020), secara langsung memberikan pembelajaran kepada masyarakat, begitu pentingnya penerapan tekhnologi termasuk menangkal kejahatan siber yang ke depan dipastikan meningkat.

Teknologi yang menghubungkan infrastruktur fisik dan non-fisik sudah menjadi barang umum. Karena didukung interkoneksi antara kedua infrastruktur tersebut. Sehingga munculah terminologi yang dikenal sebagai dunia maya atau ruang siber.

Dalam beberapa kesempatan Azis mengulas tentang pentingnya kemajuan tekhnologi ini. Namun Wakil Rakyat dari Dapil II Lampung itu juga kerap menyinggung dampak bahayanya. Terlebih tekhnologi siber yang cenderung masif dijadikan sebagai alat propaganda, menyebar kebencian, hingga kabar bohong.

“Bukan persoalan bagaimana men-take down sumbernya. Tapi bagaimana memberangus keseluruhan, sampai akarnya. Karena yang tercecer, akan dimakan publik secara mentah-mentah. Korbannya ya, kita juga,” papar politisi Partai Golkar ini.

Azis Syamsuddin menambahkan, keamanan siber menjadi isu strategis di berbagai negara. Tak terkecuali Indonesia. Ini pun yang sempat disampaikan Presien Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI.

“Benar adanya, bahwa data merupakan jenis kekayaan baru bangsa. Sehingga, dalam bidang pertahanan keamanan, Indonesia juga harus tanggap dan siap menghadapi perang di depan mata,” tegas Azis.

Tak bisa dipungkiri, serangan siber terhadap sasaran positional aset menargetkan kepada psikologis individu, kelompok masyarakat maupun bangsa untuk mempengaruhi ide, pilihan, pendapat, emosi, sikap, tingkah laku, opini, dan motivasi, bahkan ideologi.

“Kembali saya mengingatkan, bahwa negara harus hadir dalam kondisi ini. Harus mampu menjaganya. Kemajuan tekhnologi sangat dibutuhkan, tapi penawar dari dampaknya, juga tak kalah hebatnya,” tegas Azis.

Di era revolusi industri generasi keempat ini, lanjut Azis, Indonesia harus mampu bersaing. Bukan sekadar jadi followers terhadap basis penerapan tekhologi.

“Teknologi yang menjadi unsur utama revolusi industri 4.0 menjadi tulang punggung kemajuan bangsa. Maka di sinilah keamanan siber berperan penting dan fondasi dalam menjaga keamanan dan keterhubungan seluruh sistem. Tanpa tekhologi, mau jadi apa sebuah bangsa,” paparnya.

Bagi Azis Syamsuddin, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, para penggiat di dunia siber dan peramu tekhnologi harus duduk satu meja. Membahas hal ini secara mendalam.

Bagaimana pentingnya Internet of Things (IoT), Big Data, Artificial Intelligence, Addictive Manufacturing (3D printing), Cloud Computing hingga Cyber Security menjadi sebuah budaya baru yang mengangkat derajat Indonesia.

“Saya optimistis. Dari rangkaian yang ada, potensi yang sudah terbangun, SDM yang tersedia di penjuru Nusantara, membuat kita mudah menciptakan tekhologi itu. Beri edukasi sejak dini. Agar kita tidak tertinggal,” pungkas Azis Syamsuddin. (Rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *