BERITABUANA.CO, CIANJUR – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengungkapkan selama ini sektor pertanian selalu diidentikkan dengan kehidupan desa yang tak jarang dipandang ‘sebelah mata’. Padahal, sektor pertanianlah yang menopang kehidupan manusia. Kini seiring perkembangan zaman, berbagai desa telah tumbuh menjadi sentra perekonomian dalam skala kecil dan menengah (UMKM), disamping tetap menjalankan peran sebagai ‘lumbung pangan’ nasional.
“Dengan sedikit sentuhan teknologi dan peningkatan kompetensi serta kapasitas sumberdaya manusia, pemerintah sedang menggalakan program pengembangan potensi desa menjadi Dewa (desa wisata agro), Dewi (desa wisata industri), dan Dedi (desa digital),” ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Bersama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mekar Makmur, Desa Mekarsari, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (1/12/2020).
Turut hadir antara lain Kapolres Cianjur AKBP Mochammad Rifai, Camat Cianjur Tom Dani Mardiat, Sekdis Pertanian Kabupaten Cianjur Iwan Setiawan, Kepala Desa Mekarsari Ujang Rahmat dan Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Mekarsari, Wilman Solihin.
Calon Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini memandang, dengan potensi sumber daya yang dimiliki bangsa Indonesia, peluang pengembangan sektor pertanian bersama industri kecil dan menengah di desa masih terbuka lebar. Gotong royong antara petani dengan pelaku UMKM desa akan memberikan konstribusi besar dalam mendorong bangkitnya perekonomian nasional pasca pandemi Covid-19. Menjadikan semakin banyak desa tumbuh menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dan teknologi.
“Saat ini memang masih banyak generasi muda yang terlanjur terbuai oleh impian hidup enak di kota, namun pada akhirnya menemukan kekecewaan. Maka dengan pengembangan potensi desa, saya yakin slogan ‘tinggal di desa, rezeki kota, bisnisnya mendunia’, bukanlah hal mustahil untuk diwujudkan. Sehingga, menjadi magnet yang menarik minat generasi muda untuk kembali keĀ desa. Membangun daerahnya dan mengoptimalkan berbagai peluang yang ada,” urai Bamsoet.
Ketua DPR RI ke-20 ini mengingatkan, seiring upaya pengembangan potensi desa, desa akan menjadi kawasan terbuka bagi masuknya berbagai pengaruh dunia luar. Termasuk di dalamnya globalisasi dan kemajuan teknologi. Untuk itu, nilai-nilai kearifan lokal harus tetap dijaga dan dilindungi, agar tidak tergeser dan tersisihkan oleh laju roda zaman.
“Kita tentu tidak menginginkan pengembangan potensi desa malah menjadi pintu masuk atas lunturnya kearifan lokal, tergerusnya semangat kegotongroyongan, dan terkikisnya wawasan kebangsaan, karakter, dan jati diri ke-Indonesiaan. Karena itulah, MPR RI senantiasa konsisten melaksanakan pembangunan karakter bangsa melalui sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada seluruh elemen bangsa,” tutur Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini memaparkan, Empat Pilar MPR RI terdiri dari Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) sebagai landasan konstitusional. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus kebangsaan yang harus dijunjung tinggi, serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu dalam kemajemukan bangsa.
“Sosialisasi Empat Pilar MPR RI ini juga selaras dengan visi MPR RI sebagai Rumah Kebangsaan, Pengawal Ideologi Pancasila dan Kedaulatan Rakyat. Dengan visi tersebut, MPR RI sebagai lembaga negara dengan kewenangan tertinggi, yaitu sebagai pembentuk Konstitusi, diharapkan dapat terus menjembatani berbagai arus perubahan, pemikiran, serta aspirasi masyarakat dan daerah,” pungkas Bamsoet. (Rls)