Saran Antropolog, Kaji Lagi Lebih Serius Sebelum RUU Minol Dilanjutkan

by
Raymond Michael, Antropolog Universitas Indonesia .(Foto : Jimmy)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR ) RI diminta tidak terburu-buru melanjutkan pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Minuman Beralkohol atau Minol. Masalah minol ini supaya dikaji lebih serius, lebih ilmiah, termasuk dari aspek kemedisannya.

“Supaya DPR mengumpulkan lebih dahulu lah fakta dan data secara holistik, jangan melihat cuma dari satu unsur saja, jangan cuma melihat ini untuk umat muslim saja,”pinta Antropolog dari Universitas Indonesia, Raymond Michael dalam diskusi Forum Legislasi Pro Kontra RUU Minol di Media Center Gedung Nusantara III DPR RI, Selasa (24/11/2020).

Raymond menjelaskan pandangannya atas posisi minuman beralkohol dalam kebudayaan nusantara. Dikatakan, masyarakat nusantara sudah mengkonsumsi minol sejak ratusan tahun yang silam dengan berbagai jenis nama.

“Minuman beralkohol yang dikonsumsi itu pun tujuannya adalah adaptasi. Atau dalam kebudayaan masuk dalam bagian mekanisme adaptasi terhadap lingkungan,” ujarnya.

Misalnya kata Raymond Michael , lingkungan yang dingin atau berangin atau mereka yang ada di gunung-gunung yang dingin dan di pantai, para nelayan, minuman beralkohol ini hadir.

Para arkeolog kata dia sudah memetakan masalah ini. Minuman tradisional di Indonesia bahan dasarnya bermacam-macam seperti jenis palmae atau palem, jadi kelapa lontar, aren , nira . Jenis ini umumnya ada tersebar luas di Indonesia. Kita kaya dengan bahan itu .

“Sehingga tidak mengherankan kalau minuman itu kemudian terus-menerus dikonsumsi oleh masyarakat kita, yang tujuannya itu adalah mekanisme, adaptasi terhadap lingkungan,” katanya.

Raymond pun menyatakan pandangannya, orang atau mereka yang mengkonsumsi minuman beralkohol tidak serta Merta melakukan kejahatan, karenw fakta sosial berbicara, banyak terjadi aksi kejahatan, ada kejahatan karena pengaruh alkohol, tetapi banyak juga kejahatan yang sama terjadi bukan karena alkohol.

Terkait dengan usulannya, Raymond Michael mengatakan, jika dikehendaki RUU baru, atau rancangan yang baru, maka sebaiknya dibuatkan naskah akademik yang baru tetapi disertai dengan data-data. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *