BERITABUANA.CO, JAKARTA – Pencopotan Kapolda Metro Jaya, Irjen Polisi Nana Sudjana oleh Kapolri, Jenderal Pol Idham Azis, karena dilatarbelakangi persaingan ketat calon Kapolri mendatang, bukan akibat kelalaian Nana dalam kasus kedatangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air.
Hal ini disampaikan oleh Neta S Pane, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) melalui keterangan tertulisnya, Selasa (17/11/2020).
Dibeberkan Neta kalau pencopotan Kapolda Metro Jaya bagian dari manuver persaingan dalam bursa calon Kapolri dimana Kapolda Metro Jaya sebagai salah satu calon kuat dari gang Solo.
“Dan kecerobohan Kapolda Metro Jaya, membiarkan kerumunan massa dalam kasus Habib Rizieq menjadi alat untuk melengserkan Nana,” kata Neta seraya menambahkan kecerobohan Kapolda Metro Jaya tersebut digunakan sebagai manuver dalam persaingan bursa calon Kapolri.
Sementara itu, lanjut Neta, keikutsertaan pencopotan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahria, dikarena yang bersangkutan dianggap membiarkan kerumunan massa dalam acara Habib Rizieq di Jawa Barat.
“IPW menilai, sejak perkembangan pandemi Covid-19, sikap Polri sudah mendua dalam menjaga potokol kesehatan,” sebutnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis resmi mencopot Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana, pada Senin, 16 November 2020. Pencopotan tersebut diduga dilakukan karena buntut acara kerumunan yang digelar oleh Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab. Posisi Nana sendiri digantikan oleh Irjen Pol Fadil Imran yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur. (Kds)