BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah menanggapi peristiwa yang belakangan ini menyeret nama Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab dan juga pemerintah. Dia menyebut jika sejak awal kepulangan pentolan FPI itu dianggap remeh oleh negara, terlebih kedatangan massa yang menyambut Habib Rizieq Shihab.
“Awalnya dianggap kecil dan nggak penting. Ternyata banyak dan membludak,” tulis Fahri Hamzah di akun Twitter @Fahrihamzah, Selasa (17/11/2020).
Menurutnya, negara memiliki alat deteksi yang lengkap untuk mengetahui hal tersebut dan mengantisipasi. Untuk itu seharusnya hal tersebut sudah dapat diprediksi sebelumnya.
“Lalu nyalahin yang datang dan memecat petugas keamanan. Negara itu punya fungsi deteksi dan mitigasi. Jangankan demo, cuaca dan bencana aja bisa diterka,” kata dia.
Maka dari itu, menurut mantan Wakil Ketua DPR RI preiode 2014-2019 ini, negara tidak perlu kaget dan salah tingkah dalam situasi saat ini.
“Jadi negara nggak boleh kaget dan salah tingkah dong,” sindir Fahri Hamzah.
Sebagaimana diketahui, buntut kerumunan acara Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab, Kepala Polri Jenderal Idham Azis mencopot Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana. Idham juga mencopot Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Rudy Sufahradi Novianto.
Kedua jenderal polisi ini dicopot dengan alasan karena tidak melaksanakan perintah terkait pengamanan protokol kesehatan Covid-19.
“Ada dua Kapolda yang tidak melaksanakan perintah dalam menegakkan protokol kesehatan, maka diberikan sanksi berupa pencopotan yaitu Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat,” ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono, Senin (16/11/2020) kemarin.
Selanjutnya, Argo mengatakan, untuk menggantikan posisi Nana akan diisi oleh Inspektur Jenderal Fadil Imran, yang saat ini menjabat Kapolda Jatim. Sedangkan posisi Rudy bakal digantikan Inspektur Jenderal Ahmad Dofiri. (Kds)