Bidang Pertanian, TRP-Hegi Rekayasa Genetika Lontar Hybrida

by
Paket TRP-Hegi saat menyampaikan program-programnya kedepan. (Foto: Iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Untuk bidang pertanian di Kabupaten Sabu Raijua (SaRai), Paket TRP-Hegi akan merekayasa genetika Lontar Hybrida, agar tidak hanya kaum laki-laki yang bisa sadap lontar, tapi juga perempuan.

Hal ini disampaikan Calon Bupati SaRai, Takem Radja Pono (TRP) yang dihubungi beritabuana.co, melalui telepon seluler, Selasa (13/10/2020).

“Kalau Tuhan berkenan untuk saya dan Herman Hegi Radja Haba sebagai calon Wakil Bupati SaRai pimpin SaRai, kami akan kembangkan Lontar Hybrida untuk pertanian,” tandas TRP.
Dijelaskan TRP, rekayasa genetika Lontar Hybrida pernah di lakukan mantan Bupati SaRai, Marten Dira Tome (MDT), dan saat ini akan dihidupkan kembali.

“Menurut MDT, Lontar Hybrida bukan sekedar dibuat, tetapi ada riwayatnya,” aku TRP.

Menurut TRP, budaya sadap lontar di SaRai sudah ada sejak dahulu kala, tapi dikhawatirkan akan ditinggalkan, karena yang masih berminat adalah generasi angkatan 70 ke bawah, sedangkan diatasnya sudah tidak mau lagi melakukan sadap lontar.

“Kalau yang lahir tahun 70 an ke atasa malas sadap lontar, maka dengan sendirinya tidak ada lagi orang yang mau sadap lontar, karena itu pekerjaan beresiko, harus panjat pohon dan lain sebagainya,” papar TRP.

Karena alasan itu,kata TRP, timbul dalam pikiran MDT harus rekayasa genetik, dengan menciptakan pohon lontar yang pendek, tetapi bisa langsung keluar mayangnya, sehingga saat panen bukan hanya bapak-bapak, tapi ibu-ibu juga bisa.

“Selama ini hanya bapak-bapak yang sadap dengan alat ngapi, padahal mama-mama juga harus bisa ngapi. Maka kedepan mama ngapinya dari bawah saja, bahkan anak-anak sebelum sekolah bisa ngapi dulu,” tambah TRP.

Apabila rencana ini berhasil, jelas TRP air Nira yang dihasilkan dari pohon lontar akan melimpah, dan bisa diolah menjadi Sopi atau minuman keras tradisional.

“Dengan kembangkan Hybrida Lontar ini, kita juga mempertahankan budaya sadap lontar dan masak gula, budaya ini tidak boleh hilang, ini juga sumber penghasilan kalau bisa ditata secara baik,” tegas TRP. (Iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *