BERITABUANA.CO, JAKARTA – Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB), yang dikenal sebagai wadah yang menaungi ratusan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan puluhan satuan pendidikan, tak bisa dilepaskan dari sosok H A Zaki, Ketua Umum FKDB. Ia menjadi perintis yang meletakan pondasi hingga FKDB menjadi besar.
Semua itu bermula dari pemikiran sederhana, yakni ingin turut memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Aa Zaki, demikian ia biasa disapa, memiliki gagasan untuk meningkatan pendapatan para petani Indonesia melalui peningkatan produktivitas hasil pertanian dan peternakan dan pemerataan keberdayaan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia
Maka, sejak tahun 2005, Zaki terus meletakkan dasar-dasar kemakmuran yang menjadi akar pokok kesejahteraan rakyat Indonesia yaitu peningkatan produktivitas masyarakat baik di bidang pertanian, perikanan juga peternakan.
Pria kelahiran 10 Desember 1965 yang mengenyam pendidikan terakhir di Politeknik Swiss Institut Teknologi Bandung (ITB), lalu mendirikan unit-unit usaha kecil di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua Kalimantan dan Sumatera. Dia bergerak tanpa henti untuk melakukan pembinaan UMKM dan selalu mengingatkan para anggota agar menjadi manusia yang dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara.
“Kerja implementasi ini ada di 28 propinsi, 82 kota kabupaten dan 150 UMKM,” kata Zaki ketika ditemui di Koi Restaurant, Cilandak, Senin (12/10/2020),
Pada perkembangannya terus mengalami peningkatan baik jumlah unit usaha maupun sebaran wilayahnya. Maka pada bulan November 2015, FKDB resmi berdiri dengan tujuan mewadahi aktifitas pembangunan perekonomian tersebut.
Ada tiga program kerja yang diusung, yakni pertama ekonomi dengan pembangunan ekonomi kerakyatan melalui pendirian UMKM dan peningkatan hasil produksi pertanian; kedua pendidikan dengan pembangunan satuan pendidikan formal dan non formal; dan yang ketiga di bidang sosial dengan mengadakan program beasiswa anak yatim dan fakir miskin.
FKDB memutarkan kegiatan ekonomi untuk membangun pendidikan. Di bidang ekonomi dibangun unit-unit usaha FKDB dalam skala usaha mikro, kecil, menengah dan besar, berupa usaha perorangan maupun korporasi yang dikelola secara profesional.
FKDB yang membiayai, membina dan melakukan monitoring atas unit-unit usaha yang didirikan. Hasil usaha dari seluruh unit-unit usaha dialokasikan untuk kesejahteraan pengelola, pengembangan usaha, pengembangan lembaga dan pembiayaan pembangunan dan operasional pendidikan dibawah bendera Yayasan Pembina Pendidikan Doa Bangsa (YPPDB).
“Saat ini ada sejumlah lahan kerja sama dengan sejumlah Kementerian dan Bulog, dengan menanam sejumlah tanaman produktivitas, “ ujar Zaki.
Saat ini dia memang fokus dengan FKDB, padahal sebelumnya dia sudah memiliki perusahaan PT Alpindo Mitra Baja di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan itu dia serahkan kepada sang adik, dengan alasan ingin lebih berperan aktif dalam pengembangan industri nasional.
Zaki terus berpikir dan bekerja agar bisa tampil lebih bermanfaat bagi bangsa melalui pengabdian setulus hati. “Ini semua untuk bangsa,” ucap Zaki.
Namun demikian, Zaki sadar, karena program ini adalah program solusi utk NKRI, jadi tidak mungkin di kerjakan sendiri, tetapi harus bersama-sama. “Keberhasilan program ini sangat tergantung kepada sinergitas Tripusat Ekosistem Pertanian maupun ekosistem UMKM yang dibangun, yaitu: Pemerintah, Petani/pelaku usaha, dan FKDB,” katanya.
Kini FKDB fokus pada sektor pertanian dengan tool pupuk organik berbahan dasar batubara. ” Kami optimis karena sudah teruji ilmiah secara paten di Amerika Serikat dan Indonesia dan diharapkan bisa meningkatkan produktivitas pertanian 20 sampai 30 persen,” kaya Zaki yang lewat UMKM nya mendirikan pabrik pembuatan tempe terbaik di Palu, Sulawesi Tengah.
Zaki membangun ekosistem dari tempe dari Merauke hingga ke Aceh hingga 74 pabrik dan 22 lembaga sekolah mulai Taman Kanak Kanak, hingga SMA. ” Ini membuat saya tersenyum,” kata peraih penghargaan Upakarti tahun 1997 oleh Wakil Presiden Try Sutrisno, di sektor UMKM logam di Sukabumi.
Pemerintah sebagai pemangku kebijakan, petani/pelaku usaha sebagai penerima manfaat langsung, dan FKDB sebagai penanggungjawab dan pelaksana keberhasilan program. Sinergitas Tripusat Ekosistem inilah yang menjamin keberhasilan program ini.
Sebagai fakta keseriusan, FKDB dalam menjalankan program ini, telah menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait, antara lain dengan menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia cq Baharkam Polri sebagai pendamping pelaksanaan program.
Selain sinergitas, yang tidak kalah pentingnya adalah suasana kerja dan Sumber Daya Manusia (SDM). Suasana kerja yang kondusif yang ditentukan oleh jelasnya legal standing dalam melaksanakan program ini ikut serta menentukan kesuksesan pelaksanaan program.
Dan terkait dengan SDM sebagai pelaksana dari program ini haruslah memiliki integritas dan kompetensi. Integritas Merah Putih yang menjunjung tinggi NKRI tentunya menjadi syarat pokok dalam upaya mendukung suksesnya pembangunan nasional di negeri ini, diiringi dengan kompetensi yang diakui yang diabdikan 100% untuk kemajuan bangsa ini.
“FKDB dengan personil pendukungnya haruslah memiliki chemistry yang kuat dan setara. FKDB memiliki integritas Merah Putih dan Kompetensi di bidang pertanian dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang sudah dibuktikan selama 15 tahun terakhir.
Fakta 150 unit UKM yang tersebar di 82 kota kabupaten, di sebaran 28 provinsi menjadi, fakta integritas dan kompetensi yang sejatinya harus diimbangi oleh pendukungnya yang juga memiliki kapasitas integritas dan kompetensi yang sama,” papar dia.
FKDB telah melakukan berbagai hal, diawali dengan berdirinya penggilingan padi di Sukabumi Jawa Barat. Kemudian mengembangkan perekonomian di berbagai titik usaha sesuai dengan kompetensi dasar pengelolanya. Juga menanam modal usaha di berbagai lapangan pekerjaan. Termasuk merencanakan kaderisasi dan berdirinya beberapa UMKM. (efp)