Dorong EBT, PLN Sukses Uji Coba Co-Firing di PLTU Ropa dan Bolok

by
Di lokasi Bahan baku biomass berupa olahan sampah, ranting pohon, daun, sekam padi, serbuk gergaji dan rumput yang diproses menggunakan metode Biodrying.

BERITABUANA.CO, KUPANG – PLN sukses melakukan uji coba Program Co-Firing di PLTU Ropa Flores dan di PLTU Bolok Kupang. Uji coba ini sebagai wujud komitmen PLN, dalam meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan dalam penyediaan listrik.

Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN, Agung Murdifi melalui siaran pers, Sabtu (3/10/2020), menjelaskan bahwa selain sebagai bagian dari semangat pilar “green” dalam transformasi PLN, Co-Firing juga merupakan sebuah teknologi substitusi batubara, dengan energi terbarukan pada rasio tertentu, yang tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai spesifikasi teknis.

“Kami terus mendorong penggunaan EBT, demi menyediakan listrik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tutur Agung Murdifi.

Dalam program Co-Firing di PLTU Ropa, ujar Agung Murdifi, PLN mengganti bahan bakar berupa batu bara 10 persen biomass, yang diperoleh dari Tempat Olahan Sampah Setempat (TOSS). Sementara untuk PLTU Bolok, menggunakan 5 persen biomass yang berasal dari Woodchips (cacahan kayu).

“Bahan baku biomass ini dapat berasal dari olahan sampah, ranting pohon, daun, sekam padi, serbuk gergaji dan rumput yang diproses menggunakan metode (biodrying),” jelasnya.

Proses selanjutnya, tambah Agung Murdifi, bahan baku diolah menjadi pelet, seperti yang digunakan di di PLTU Ropa atau menjadi Woodchips seperti yang digunakan di PLTU Bolok.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, Agustinus Jatmiko menjelaskan bahwa tahapan uji coba co-firing untuk PLTU Ropa telah dilakukan pada 14 – 15 September 2020 dan PLTU Bolok pada 28-30 September 2020.

“Proses pembakaran Biomass ini berjalan sempurna dan karakteristiknya mirip dengan batu bara yang digunakan di PLTU tersebut. Pada saat kami melakukan mixing antara batu bara dengan Biomass tersebut, hanya dibutuhkan waktu 30 menit masa transisi hingga mencapai titik stabilisasi,” ucap Jatmiko.

Keberhasilan ujicoba Co Firing di PLTU Ropa, akunya, terlihat dari parameter, yang menunjukan tidak ada perbedaan signifikan penggunaan 100 persen batu bara, dengan pencampuran biomasa.

Selain meningkatkan bauran EBT, lanjut Agustinus Jatmiko, PLN juga berharap program ini dapat memberdayakan masyarakat, khususnya untuk memproduksi bahan bakar biomasa.

“Saya berharap agar Biomass ini dapat diproduksi di sekitar PLTU Ropa, menggunakan bahan baku dari TOSS yang potensinya sangat besar, serta dapat memberdayakan masyarakat,” tutup Jatmiko. (rls/iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *