Partai Gelora Beri Pelatihan Youtuber Cara Datangkan Uang Melalui ‘Edit Video’

by
Sekjen Partai Gelora Indonesia, Mahfuz Sidik.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Partai Gelora Indonesia menggelar pelatihan ‘Mastering Youtube#2 , Edit Video Datangkan Uang’ bagi kader dan masyarakat umum. Pelatihan sesi-2 yang digelar secara daring ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta pada Sabtu (29/8/2020).

Pelatihan Mastering Youtube#2 ini, jelas Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelora Indonesia, Mahfuz Sidik dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/8/2020), berbicara mengenai cara membuat video yang menarik mulai dari ide atau gagasan, serta optimasi di Youtube. Sehingga konten video yang dibuat tidak hanya mendatangkan viewers, tapi juga membuat penonton betah dan mendatangkan pundi-pundi uang.

“Apabila konten yang dibuat tidak menarik, maka tidak akan menghasilkan apa-apa,” sebut Mahfuz.

Ditambahkan mantan Ketua Komisi I DPR RI ini, program bertujuan untuk mencetak sebanyak mungkin juru bicara yang akan mensosialisasikan ide dan gagasan Partai Gelora seluas dan sesegera mungkin di era audio visual.

Pelatihan Youtuber Partai Gelora Indonesia.

Sebelumnya pada sesi-1, dilakukan pelatihan dasar untuk memproduksi konten visual, peserta dari perwakilan seluruh struktur DPW dan bidang-bidang di DPN Partai Gelora Indonesia mendapat pengetahuan dasar tentang perencanaan, produksi dan optimasi konten Youtube.

Menghadirkan pembicara Budi Putra, ex CEO Jakarta Post Digital, yang kini menjadi Country Manager Collabs Asia di Indonesia. Pembicara lain Endy Kurniawan, Ferry Ardian dan Aditya Mahfuzha yang memiliki pengalaman melakukan perencanaan dan pengelolaan kanal Youtube untuk beragam segmen.

Pada sesi-2 mengenai ‘Mastering Youtube#2 , Edit Video Datangkan Uang’ menghadirkan narasumber Kahfi Karsadinata, Cinematographer dan still photographer dan Anjar Zarkasi, Video Editor dan Youtube Optimizer.

Kahfi Karsadinata mengatakan, untuk membuat konten berupa video atau film perlu dilakukan perencanaan yang matang, mulai dari pre produksi, produksi dan pos produksi. Pre produksi adalah membahas ide yang akan dituangkan dalam bentuk script atau cerita, bisa berasal dari kisah nyata, pengalaman pribadi atau cerita lain.

“Biasanya pre poduksi ini membutuhkan waktu enam bulan untuk membuat script, pemilihan tempat, penyetingan warna, visualnya, perannya semua sudah tergambarkan, sehingga bisa langsung masuk produksi,” kata Kahfi.

Sehingga ketika proses produksi, semua sudah sesuai dengan alur cerita atau script yang sudah digambarkan, tidak ada lagi permasalahan yang seharusnya ada ditahap pre produksi dimasukkan ke produksi.

“Bagian produksi itu simple, tinggal shooting saja. Sehingga bagaimana secara produksi agar produksi tidak lama, maka pre poduksi yang kita buat harus matang,” katanya.

Setelah proses produksi selesai, tahap selanjutnya pos produksi, yakni mempromosikan film atau konten yang akan luncurkan (launching) atau ditayangkan.

“Promosinya harus menarik, bisa iklan di televisi, media cetak atau online, satu bulan sebelum ditayangkan. Promosi juga bisa dilakukan dengan mengefektifkan media sosial kita di Youtube, Facebook, Twitter dan Instagram,” kata Cinematographer film nasional dan luar negeri ini.

Sementara Anjar Zarkasi mengatakan, untuk membuat konten yang perlu diperhatikan adalah membuat alur cerita dalam sebuah gambaran kecil, yang bisa disusun dari potongan kertas kecil-kecil, kemudian diberikan visual detik per detik.

“Ini pengalaman saya membuat film pariwisata Sumbawa Barat, saya tidak ada uang, tidak ada proposal. Saya datang ke dinas, cuman bawa potongan kertas kecil yang menggambar alur cerita. Nah, disitu saya sampaikan jika pantai kita, tarian kita indah banyak orang yang tidak tahu. Ini yang kita sampaikan, sehingga saya dapat project,” kata Anjar.

Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah saat melakukan video editing, gambar yang akan disusun harus diambil secara detil dengan berbagai angle, terutama dalam pemilihan tempat. Sehingga saat diberikan video effect tidak akan menggangu fokus dan perhatian penonton, sehingga pesan penting yang akan disampaikan bisa tercapai.

“Audionya juga jangan sampai pecah, kalau terlalu pelan juga berbahaya, tiba-tiba ganti audio karena tidak stabil, waduh bisa hancur HP orang. Perlu distabilkan ke yang paling keras, jangan sampai 0 atau merah. Audionya bisa rusak,” katanya.

Setelah semuanya selesai, selanjutnya mengaploud konten yang dibuat di Youtube dengan membuat deskripsi dan caption yang menarik, menggambarkan mengenai konten tersebut, serta membuat highlight video yang akan ditampikan sekitar 15 detik sebelum melihat pada video utama.

“Agar menarik warna harus cerah, isi video harus berbeda dari yang lain dan harus ikonik,” pungkas Alumnus Institute Seni Indonesia (ISI) Surakarta ini.

Melanjutkan pernyataanya, Mahfuz Sidik mengatakan, konten di Youtube sendiri tidak harus berupa kampanye ‘hard politics’ tapi disesuaikan dengan kekhasan talent ataupun kekhasan wilayah seperti tips, edukasi, hiburan dan inspirasi. Pelatihan secara daring akan terus berlanjut dengan tema-tema yang bertujuan meningkatkan literasi digital para anggota dan pengurus Partai Gelora di seluruh Indonesia.

“Sebagai partai politik yang paling anyar lahir, Partai Gelora agresif melakukan kampanye secara digital. Partai Gelora masuk ke fase pengembangan, menargetkan rekrutmen jutaan anggota melalui website dan aplikasi. Rekrutmen secara offline dan online,” pungkas Mahfuz. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *