Kinerja: Tanggung Jawab Perintah dan Paksaan?

by
Brigjen Pol. CDL

TATKALA mendengar pimpinan marah dan memarahi atas buruknya kinerja maka pertanyaan yg mungkin timbul antara lain: Apakah tidak tahu? Apakah tidak mampu? Atau apakah tidak mau tahu? Tatkala tidak tahu atau tidak mampu memang menyedihkan mengapa petugas atau pejabat tdk kompeten bisa dioercaya. Walaupun masih bisa diberitahu dan dilatih atau dibantu.

Pejabat yg tdk tahu akan pekerjaan tugas dan tanggung jawabnya akan dimintakan pertanggungjawaban scr profesi. Demikian halnya tatkala tidak mampu mengemban amanah maka demosi dapat diterapkan.

Namun tatkala permasalahannya tidak mau tahu ini yang perlu diperiksa kejiwaannya. Diberitahu dimarahi dipaksa sekalipun akan mental tidak manjur.

Pemimpin yang semestinya mencerahkan tatkala senantiasa mendapat teguran dan kemarahan akibat rendahnya kinerja ini merefleksikan ada yg bergeser core valuenya. Kekuatan hubungan personal lagi lagi menjadi biang keladi. Sistem2 yg dibangun akan menjadi slogan semata. Kaum2 produk pendekatan personal merasa posisi aman nyaman terlindungi karena ada prewangan2 yg menbackingi. Kesadaran akan prestasi kerja akan diabaikan. Kompetensipun seakan sbg pelengkap penderita saja. Dampak paling nyata adalah scr sadar atau tidak akan terbangun klaster posisi basah dan kering.

Kesadaran akan pekerjaan ini menunjukkan adanya tamggung jawab dan disiplin. Apa yang dilakukan di dalam bekerja dpt dikategorikan sbg kaum pembelajar. Yg scr proaktif dan problem solving akan bisa memacu dan memotivasi dirinya maupun anak buah dan lingkungannya untuk berprestasi.

Adapun yang selalu menunggu perintah ini merefleksikan petugas2 yg reaktif. Ala pemadam kebakaran. Lemah atau rendah inisiatif. Kalaupun bekerja pamrih atau narsis agar dinilai baik di mata pimpinan dan akan berdampak bermunculannya penjilat. Baik tatkala ditunggu atau ada pimpinan atau untuk menyenang nyenangkan pimpinan semata.

Sedangkan yang harus dipaksa ini mungkin golongan kaum apatis yg masa bodoh. Rasa tanggungjawabnya rendah apatis rasa memiliki yg di bawah rata rata. Kaum ini menjadi benalu menghambat kemajuan, kinerjanya tidak menghasilkan prestasi malahan bisa kontra produktif.

Kinerja merupakan produk dari perilaku organisasi dalam upaya2 mencapai tujuan. Tatkala pd posisi diperintah apalagi dipaksa maka jangan berharap akan berprestasi atau unggul. Yang ada kucing2an tipu2 pseudo kaum2 mapan dan nyaman akan menguasai dan mendoninasi sumber daya dg berbagai pendekatan personal dan berupaya mencari perlindungab dr siapa saja yg mampu memberikan perlindungan ataupun melanggengkan posisinya.

Sebaliknya kinerja yg mampu berbasis pd kesadaran tg jawb dan disiplin maka standarnya adalah kompetensi prestasi kerja dan akan trs proaktif problem solving sbg kaum pembelajar.

*Brigjen Pol. CDL* – (Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *