Pasca Covid-19, Bali Tetap Menjadi Icon Pariwisata Indonesia

by
Deputi bidang Pariwisata dan Penyelengaran Kegiatan (event) Kementerian Pariwisata dan Kreatif (Kemenparkaf), Rizki Handayani.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wabah virus corona atau Covid-19 di Indonesia, membuat pariwisata domestik dan internasional masih bergerak lamban. Secara umum kondisi pariwisata nasional, sangat tidak baik karena wisatawan tidak boleh melakukan perjalanan wisata.

Deputi bidang Pariwisata dan Penyelengaran Kegiatan (event) Kementerian Pariwisata dan Kreatif (Kemenparkaf), Rizki Handayani melalui keterangan tertulisnya, Rabu (22/7/2020) mengatakan, sektor pariwisata masih sangat berdampak akibat Covid-19.

“Pasca Covid-19, Kita harus memulainya dari Bali, Pulau Jawa dan Batam, dengan target wisatawan domestik terlebih dahulu, ” katanya bersemangat.

Menurut Rizki Handayani, untuk pariwisata Indonesia, Bali tetap menjadi icon wisata, pasca Covid-19.

“Bali icon Indonesia, mostly orang pengen berlibur ke Bali,” kata wanita yang biasa dipanggil ibu Kiki ini.

Untuk membangun pariwisata Indonesia, pasca Covid-19, menurut Rizki Handayani, Bali harus memulainya duluan dengan target wisatawan lokal, tentu dengan protokol kesehatan dan kemudian bisa disusul daerah-daerah lain seperti Batam dan pulau Jawa yang memiliki akses dan infrastruktur yang baik.

Pembukaan destinasi wisata menurutnya harus dengan rekomendasi gugus tugas Covid-19 dari daerah masing-masing, tidak boleh asal melakukan promosi dan pembukaan wisata untuk memikat wisatawan.

Untuk membangkitkan wisatawa Bali, Indonesia bisa memulainya dengan influencer dan anak-anak muda Bali yang aktif di media sosial dan bisa saja mengkampanyekan pariwisata bali.

Pemerintah daerah dengan dinas pariwisata setempat juga harus melakukan dan menginformasikan kesiapan destinasi wisata dengan menerapkan protokol Covid-19.

“Gunakan anak-anak bali yang masih muda, gunakan Key opinion leader atau Influencer atau aspek lain untuk Bali,“ kata Rizki Handayani.

Menurutnya, Kementerian Parkraf mendorong anak-anak muda di Bali harus menerapkan CHS atau Clearance, Healty and safety dalam penerapan destinasi pariwisata pasca Covid-19 untuk wisatawan lokal.

Namun, pengaruh Covid-19 masih sangat panjang. Kemungkinan pariwisata Bali baru dibuka ke mancanegara pada tahap ujicoba di tahun depan atau 2021.

“Tapi perlu bilateral Agrement antar semua sektor agar pariwisata Indonesia bergerak dan tidak mati,” kata Rizki Handayani menutup pembicaraan. (CS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *