Kepala Daerah Diminta Bagikan Masker ke Warganya

by
Mendagri, Tito Karnavian.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian mendorong para kepala daerah membagi-bagikan masker serta mensosialisasikan penggunaannya kepada warga yang tinggal di wilayah mereka.

“Sebab, hingga saat ini masih ada masyarakat yang tidak tahu kegunaan masker atau malah tidak mampu membelinya,” kata Mendagri Tito dalam Raker dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13/7/2020).

Ia berharap, pembagian masker dapat membantu warga yang tidak mampu dan mengedukasi masyarakat tentang kegunaan masker di saat pandemi.

“Saya sudah sampaikan kepada kepala-kepala daerah untuk bagi masker secara masif kepada masyarakat masing-masing,” kata mantan Kapolri itu lagi.

Karena, menurut dia, masyarakat mugkin ada yang tidak tahu gunanya masker atau tidak mampu.

“Nah ini perlu diberi tahu dan yang tidak mampu dibantu,” ucap dia.

Tito mengaku telah turun langsung ke sejumlah daerah untuk mengevaluasi dan sosialisasi penanganan Covid-19. Beberapa waktu lalu Tito juga hadir dalam acara peluncuran 1,2 juta masker di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

“Ini enggak ada kaitannya dengan kampaye, tapi kaitannya dengan kita melihat ada kepala daerah yang mau menangkap imbauan, ajakan dari Kemendagri untuk program bagi masker,” ujarnya.

Tito berharap, daerah-daerah lain dapat melakukan program bagi-bagi masker dilengkapi dengan pembagian hand sanitizer. Pemerintah daerah juga diminta untuk mendorong warga mereka agar memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mengonsumsi makanan sehat.

Tito mengatakan, dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19, pihaknya juga membantu Kementerian Sosial dan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal untuk mengeksekusi bantuan sosial ke masyarakat.

Dalam hal ini, Kemendagri telah membentuk satuan tugas khusus. Karena menurut Tito, untuk menanggulangi pandemi Covid-19, tidak cukup hanya memprioritaskan kesehatan publik. Persoalan dampak ekonomi juga penting untuk diperhatikan.

“Kita tahu bahwa kita harus menyelamatkan dua-duanya. Menyelematkan kesehatan publik sebagai hal yang utama, tapi juga tidak meninggalkan enomi. Jangan sampai jatuh terlalu dalam karena akan berpengaruh terhadap kekuatan negara dan pemerintah daerah dalam memperkuat kapasitas penanganan kesehatan publik,” ucap dia. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *