Platform Digital Umra.id Siap Sambut New Normal

by
Praktisi digital Endy Kurniawan yang juga media expert di Open Parliament Institute. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Platform digital umroh swakelola Umra.id mengantisipasi new normal (kenormalan bari) dalam industri perjalanan khususnya umroh. Fase kenormalan baru pasca pandemi virus corona atau Covid-19 berkonsekuensi pada kebijakan terkait perjalanan, yakni pada protokol kesehatan yang harus dipatuhi dan ini memengaruhi perilaku wisatawan.

“Stagnansi industri umroh dan perjalanan membuat kami lebih banyak waktu untuk mengembangkan teknologi,” ungkap CEO Umra.id Endy Kurniawan kepada wartawan Minggu, (7/6/2020), melalui keterangan tertulis.

Diakui Endy, industri perjalanan dan hospitality memang terimbas paling parah dan kemungkinan akan benar-benar pulih pada pertengahan 2021.

Rabu 27 Mei 2020, Central Global Networsk selaku pemilik brand dan platform Umra.id meluncurkan versi Android setelah pada akhir November 2019 lalu diluncurkan dalam versi web. Sejak diluncurkan, Umra.id berhasil menarik hampir 1000 aplikan dan belasan jamaah yang telah berangkat.

“Akibat Covid-19 dan Arab Saudi menyetop visa masuk jamaah umroh ke negaranya, Umra.id lalu berfokus mengembangkan fitur-fitur perjalanannya. Setelah tersedia di Playstore, Umra.id akan juga tersedia di Appstore serta fitur multi trip, panduan perjalanan dan pendampingan pemandu selama di tanah suci,” jelas Endy.

Platform Umra.id.

Menyambung pernyataannya, Endy menuturkan bahwa World Economic Forum pada awal Mei lalu mengeluarkan prediksi perilaku wisatawan setelah pandemi Covid-19 diantaranya makin konsen pada kesehatan. Wisatawan akan merasa wajib untuk mendapat dukungan perlengkapan medis dan konsultasi kesehatan.

Selain itu durasi penerbangan dan waktu wisata akan memendek (short haul, short trip). Untuk menghindari penularan virus, wisatawan akan menghindari kontak baik saat pemesanan dan transaksi pembayaran.

“Demikian pula, saat perjalanan berlangsung wisatawan akan makin selektif memilih rekan. Oleh sebab itu jumlah partisipan akan mengecil, 2 hingga 5 orang dalam grup kecil. Ini akan memengaruhi pemilihan transportasi dan kamar hotel,” ungkapnya.

Bahkan, menurut Endy, ingga awal Juni 2020, Arab Saudi masih mengkaji pembukaan pintu bagi jamaah umroh ke negaranya. Pelaksanaan haji 2020 telah dibatalkan mengingat pertimbangan kesehatan.

Imbasnya, Indonesia sebagai salah satu pengirim jamaah haji telah terdampak dengan pembatalan haji biasa dan haji khusus. Sementara untuk umroh, sebuah sumber mengatakan mulai dibuka pada awal tahun baru Islam atau sekitar September 2020 dengan jumlah jamaah yang dibatasi dan penerapan protokol yang ketat.

“Umra.id menilai tren ini sebagai sebuah peluang. Kini ada unsur pemaksa perubahan perilaku jamaah. Digitalisasi proses umroh jadi kebutuhan karena lebih personal dan transparan,” tutup Endy. (Kds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *