Perangnya Bu Siti Fadilah Melawan Virus

by
Mantan Menkes era SBY, Siti Fadilah Supari. (Foto: Istimewa)

Oleh: Teddy Mihelde Yamin (Direktur Eksekutif Cikini Studi)

Teddy Mihelde Yamin.

KEMBALI diperlihatkan bahwa penjara tidak membuat tunduk dan menghilangkan akal sehat penghuninya. Kali ini yang kumaksud adalah Siti Fadilah Supari. Masih ingatkah sahabat dengan sosok Ibu yang ‘kontroversial’ ini?

Semua orang tahu kalau beliau Menteri Kesehatan pada Kabinetnya SBY. Juga banyak orang tahu kalau kini beliau menjalani masa hukumannya menjadi narapidana kasus korupsi, yang kini ditahan di Rutan Pondok Bambu.

Tapi tahukah sahabat, kalau beliau hingga kini tetap bersikukuh tidak merasa bersalah dalam kasus pengadaan alkes (alat kesehatan) saat ia menjabat. Sekaligus ia menepis tuduhan umum bahwa penjahat mana ada yang mengaku, untuk itu dia menantang silakan cek kasusnya yang sudah bertebaran di berbagai pemberitaan. Intinya, ia menolak segala tuduhan dan menyayangkan sikap hakim yang tidak melihat fakta-fakta yang ia sampaikan selama persidangan.

Dalam hidup ini yang terpenting harga diri. Untuk itu barangkali yang membuatnya merasa perlu bertemu dengan Youtuber untuk menjelaskan posisinya. Tetapi tahukah sahabat, bahwa dalam wawancaranya pada Rabu malam (20/5/2020) dengan Deddy Corbuzier yang belum lama ditayangkan itu akhirnya dipersoalkan Kemenkumham, bisa jadi bukan sekedar izin mengisi kontennya si Youtuber tapi bisa melebar pada pembelaannya, ataupun sejarah peperangannya dengan virus.

Menarik, dalam salah satu pernyataannya saat menjawab pertanyaan Deddy, Siti menyebut ada kemungkinan virus corona dibuat oleh sekelompok orang tertentu. “Mungkin saja. Mungkin China itu korban, Amerika juga korban. Itu perkiraan saya, belum tentu salah belum tentu benar,” ujar Siti kepada Deddy.

Jadi jika kini Trump sibuk melontarkan tuduhannya ke China sebagai biang virus ini. Bisa jadi Trump benar apalagi didukung sekutu dan komunitas dunia serius menuduh China. Bisa juga sebagai kamuflase frustasinya seolah tak berdaya menghadapi covid yang tak mampu ditundukkannya. Sebaliknya China juga benar tak kalah siap dan membuka diri untuk kerjasama International guna mengindentifikasi asal-usul virus corona. Sepanjang setiap penyelidikan asal usul virus corona harus “bebas dari intervensi politik”. Seperti yang ditegaskan Menlu China, Wang Yi dilansir AFP, Minggu (24/5/2020). Kalau begitu 0-0 berarti.

Terlepas dari kasus hukumnya Bu Siti, hakim juga sudah mengetuk palunya dan beliau juga sedang menebus vonisnya. Tapi ternyata perempuan perkasa yang pernah menentang ‘hegemoni’ super power ini terlahir untuk terus berperang melawan ‘virus’ di usia senjanya.

Berbusa mulutnya menuntut keadilan, siapa yang mau mendengar? Sekalipun di tengah pandemik yang sedang merebak ini, tidakkah bangsa ini membutuhkan pemikirannya? Tidakkah bangsa ini butuh ‘otak’nya (sharingnya) ? Atau justru tega bangsa ini mengumpankan perempuan tua yang pernah berjasa mengawal Republik ini memerangi virus, kini membiarkannya menjadi mangsa virus di Rutan Pondok Bambu yang kini telah ditetapkan sebagai zona merah? ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *